Burung Hong
Sebelum mengetahui filosofi siklus burung ini ada baiknya kita juga terlebih dahulu mengetahui apa, sih, Phoenix itu. Burung Hong atau lebih dikenal dengan burung Phoenix (Phœnix) atau biasa juga disebut Bennu dalam mitologi Mesir, merupakan burung legendaris yang keramat.
Wujud burung ini adalah burung api berbulu emas yang bisa hidup abadi di berbagai kebudayaan. Burung ini digambarkan memiliki bulu yang sangat-sangat indah berwarna merah dan keemasan.
Pada mitos tersebut dikatakan Phonix dapat hidup selama 500 atau 1461 tahun. Ketika burung itu merasa kematiannya sudah dekat, dia akan membakar dirinya sendiri. Dari abunya itu lah, burung Phonix baru akan bangkit dan memulai kehidup baru.
Burung ini menjadi simbol keabadian. Siklus kehidupan setelah mati, kebangkitan adalah awal dari sebuah era.
Mitos Burung Hong
Mitos dan legenda memang menjadi perdebatan yang tidak berujung sampai saat ini. Namun bila difikir lebih dalam, mitos dan legenda bisa muncul karena ada pertanda sesuatu. Jika tidak ada tanda-tanda, mitos dan legenda pun tidak menjadi suatu perdebatan yang sengit. Meskipun begitu, sebaiknya harus dipastikan dulu sejauh mana kebenaran informasi tersebut. Kebenaran tentu saja bergantung pada seberapa akurat informasi itu disebarkan.
Salah satu legenda dan mitos yang masih menjadi perdebatan adalah Burung Hong atau Burung Phoenix. Legenda Burung Phoenix merupakan sebuah legenda yang memiliki jiwa langgeng dan tidak pernah mati. Konon menurut legenda, barang siapa yang memakan daging Burung Phoenix, akan diberikan umur panjang. Kemudian ada juga yang percaya, dengan meminum darah Burung Phoenix, bisa bangkit dari kematian. Akan tetapi, legenda seperti itu belum bisa terbukti sampai saat ini.
Pada 2883 SM, terjadi banjir besar yang memakan banyak korban jiwa. Raja Tie Swen memerintahkan seorang ahli pembuat bendungan ternama untuk memimpin ribuan penduduk memebuat bendungan raksasa. Pembuatan bendungan raksasa tersebut, bertujuan untuk menahan banjir. Namun sayangnya, tenaga manusia tidak cukup tanggung untuk melawan ganasnya alam. Akibatnya seluruh negeri pun terendam air banjir.
Raja Tie Swen menyesal tidak bisa mengatasi bencana banjir yang mengakibatkan banyak korban jiwa. Di tengah keputusasaan tersebut, Raja Tie Swen memohon belas kasihan pada langit. Air mata raja tie Swen meleleh membasahi pipi, menunggu jawaban langit, hingga kahirnya timbulah suatu mukjizat.
Di bawah cahaya magis dari langit, Burung Phoenix (Hong) melayan turun. Dari tubuh burung tersebut, 9 helai bulunya rontok. Bulu yang rontok tersebut berubah menjadi kepingan baja. Langit memberikan anugerah kepada Raja Tie Swen, berupa 9 kepingan baja.
Burung Phoenix turun ke bumi dengan mengemban tugas untuk menciptakan senjata mahadewa. Sesuai dengan petunjuk langit, Raja Tie Swen membuat Kapak Burung Hong dari 9 keping baja tersebut.
Dengn senjata mahadewa di tangan disertai dengan keyakinan kuat, Raja Tie Swen menantang ganasnya bahaya banjir. Hanya dengan sekali ayun, Kapak Burung Hong tersebut bisa membelah bumi hingga ribuan mil. Air pun seketik surut melakui cabang-cabang sungai yang baru saja terbentuk oleh Kapak burung Hong. Akan tetapi, Raja Tie Swen menggunakan kapak tersebut dengan mengerahkan banyak tenaga. Hal inilah yang mengakibatkan Raja Tie Swen hampir sekarat dan menjadi tidak berdaya.
Tak disangka, di saat-saat kritis tersebut kapak Burung Hong mengeluarkan cahaya magis dan memanggil burung tersebut turun ke bumi untuk menolong. Dengan darahnya Burung Phoenix, nyawa Raja Tie Swen pun akhirnya bisa terselamatkan. Raja Tie Swen akhirnya bisa tertolong, karena meminum darah Burung Hong. Selain itu, darah Burung Phoenix juga membuat Raja Tie Swen bisa hidup lebih panjang dibandingkan dengan manusia lain pada umumnya.
Ketika merasa bahwa ajalnya telah dekat, Raja Tie Swen menyadari bahwa kapak Burung Hong mampu memanggil burung hong yang membantu memperpanjang umur bagi pemiliknya. Hal ini memunculkan kekhawatiran pada diri Raja Tie Swen, jika senjata mahadewa tersebut jatuh di orang yang jahat. Akan tetapi, demi mencegah bencna banjir kembali terjadi, Raja tie Swen juga tidak sanggup menghancurkan kapak tersebut.
Untuk itu, Raja Tie Swen akhirnya memutuskan untuk melepas satu keeping kapak burung hong, kapak tersebut Raja tie Swen sembunyikan dalam tubuhnya. Hal ini bertujuan, supaya bila kelak orang yanag memegang kapak itu jahat, Raja Tie Swen masih memiliki senjata cadangan utnuk menolong penduduknya.
Kapak Burung Hong merupakan senjata mahadewa yang melambangkan keabadian. Konon dalam kapak Burung Hong didiami oleh jiwa Burung Hong. Tidak heran, jika kapak tersebut mempunyai kesaktian, karena diselimuti dengan kekuatan magis.
Apabila ada seseorang yang mendapat jiwa tersebut, akan memeroleh kehidupan hingga ribuan tahun lamanya. Setelah kematian Raja Tie Swen, kapak burung hong akhirnya jatuh ke tanagn suku Miao. Suku Miao merupakan sebuah kelompok masyarakat yang berada di wilayah barat perbatasan Cina, kapak tersebut akhirnya menjadi senjata andalan dalam suku Miao.
Burung Phoenix di Berbagai Kebudayaan
Burung Phoenix mempunyai arti yang berbeda di setiap kebudayaan. Adapun keberadan Burung Phoenix dalam bergam kebudayaan, antara lain sebagai berikut.
-
Kebudayaan Cina
Dalam kebudayaan China, Burung Phoenix lebih dikenal dengan nama Fenghuang. Burung Phoenix di Cina dianggap memiliki paruh ayam, dada seekor angsa, leher ular, bagian belakang kura-kura, ekor ikan, dan kaki belakang rusa. Mitos mengenai Fenghuang (Burung Phoenix) yang berkembang di China, mahluk legenda kedua yang dihormati setelah Naga. Warna bulu Fenghuang merupakan warna lima dasar, yaitu putih, hitam, merah, kuning, dan hijau.
Dalam mitologi Cina, Burung Phoenix merupakan simbol dari kebaikan, rahmat, kekuasaan, dan kemakmuran. Hal ini diakrenakan, jiwa Burung Phoenix mampu menyatukan antara hal yang Yin (negatif) dengan Yang (positif).
-
Kebudayaan Rusia
Dalam cerita rakyat Rusia, Burung Phoenix muncul sebagai Zhar-ptisa, yaitu subjek yang terkenal pada 1910. Burung Phoenix ditampilkan pada bendera Alexander Ypsilantis. Banyak gambaran mengenai Burung Phenix dari seluruh dunia. Dari smua legenda yang ada menunjukkan, Burung Phoenix merupakan salah satu burung yang memiliki legenda sangat kuat
-
Kebudayaan Persia
Burung Phoenix dalam mitologi Peris dikenal dengan nama Sumurgh atau Simorgh. Burung tersebut muncul di Persia pada masa Kekaisaran Parthia pada 247 SM. Burung phoenix dikeal sebagai burung yang memiliki karakter menonjol baik hati. Namun berdasarkan cerita yangberkembang, manusia tidak selalu merasa aman bila berada di sekitar Burung Phoenix.
Masih Adakah Burung Phoenix?
Sejarah akan keberadaan Burung Phoenix memang tidak terlalu banyak, sehingag timbul ketidakjelasan. Namun terdapat dua catatan kuno yang menunjukkan penampakan dari Burung Phoenix. Dua catatan tersebut menunjukkan, ada dua orang yang pernah melihat Burung Phoenix terbang. Meskipun begitu, pengakuan kedua orang tersebut tidak bisa dijadikan sebagai landasan, karena tidak ada bukti konkret.
Melihat dengan berbagai mits dan legenda yang berkembang dalam beragam kebudayaan, rasanya Burung Phoenix memang ada. Coba saja Anda lihat fim Harry potter, The Camber of Secret. Di film iu secara singkat menggambarkan karakter mengenai Burung Phoenix. Tentu saja, ide dari cerita tersebut tidak terlepas dari bukti mengeni keberadaan Burung Phoenix.
Dengan demikian, tidak heran jika ada dua catatan sejarah mengenai pengakuan orang melihat keberadaan Burung Phoenix. Apapaun legenda dan mitos di balik Burung Phoenix, seharusnya Anda bisa cukup pintar dalam menyaring berbagai informasi. Usahakan informasi yang dianggap benar bisa diperhitungkan keakuratannya.
Demikianlah artikel seputar Burung Hong (Phoenix). Semoga informasi mengenai Burung Hong bermanfaat bagi para pembaca, khususnya dalam menambah pengetahuan akan legenda burung.