Lupus, Film Jadul yang Selalu Diingat
Ilustrasi film jaman dulu
Dunia entertainment tidak pernah kehabisan ide untuk bisa menghibur para penonton. Sebut saja film, sebagai hiburan yang punya tempat tersendiri di hati masyarakat. Dari dulu hingga sekarang film mengalami perkembangan yang pesat. Pembaruan dalam segi pemain, karakter, jalan cerita serta tema yang diangkat menunjukkan dinamisnya pergerakan dunia seni peran tersebut.
Kriteria Film
Film yang bagus adalah film yang selalu diingat oleh penontonnya. Aktor dan aktris yang dipakai untuk memerankan tokoh menjadi faktor penentu kesuksesan sebuah film. Kesesuaian cerita dengan tema menjadi lebih gereget, jika para pemain bisa membawakan perannya dengan piawai.
Anda tentu masih ingat dengan film Lupus pada era tahun 80an, bukan? Film yang diangkat dari novel best seller karya Hilman Hariwijaya ini terbilang sukses. Industri perfilman boleh bangga memiliki film Lupus yang juga booming menyusul kesuksesan novelnya.
Tokoh Lupus sendiri identik dengan permen karet yang selalu dikulumnya, jambul eksis mirip John Taylor, pemain bass Duran Duran, wajahnya yang tampan tapi jahilnya minta ampun itu, serta kiprahnya sebagai wartawan muda di Majalah Hai.
Film Lupus
Film yang masuk dalam kategori film jadul alias film jaman dulu ini telah menelurkan 4 sekuelnya.
Lupus I berjudul Tangkaplah Daku Kau Kujitak diperankan oleh Ryan Hidayat sebagai Lupus, Firda Razak sebagai Lulu adik Lupus, dan Nurul Arifin sebagai pacar Lupus, Poppy. Sekuel Lupus berikutnya, Lupus II Makhluk Manis Dalam Bis, Lupus III Topi-Topi Centil, Lupus IV Anak Mami Sudah Besar, dan Lupus V berjudul Iih...Syereem!
Film Lupus berkisah tentang dunia remaja. Lupus, seorang pelajar SMA Merah Putih yang aktif menulis di majalah ini hobi menjahili semua orang yang ada di dekatnya. Ibu, adik, teman, kepala sekolah, sampai orang yang baru dikenalnya.
Lupus memiliki pacar bernama Poppy. Namun, hubungan keduanya agak terganggu karena kesibukan Lupus di majalah ditambah lagi saat ia dan Gito, sahabatnya, diperankan oleh Gito Gilas, mewawancarai Evita Fanny, sang artis baru. Foto-foto sang artis yang sedang berdua dengan Lupus tersebar ke media. Poppy semakin cemburu.
Saat lari dari masalah dengan Poppy, Lupus malah bertemu dengan Rini (diperankan Cornelia Agatha). Gadis cantik anak pemilik kantin di SMA Merah Putih itu terusir dari tempat mereka biasa berjualan karena difitnah oleh siswi-siswi yang iri pada Rini. Akhirnya Rini dan keluarganya berjualan di terminal dan dari situlah awal perjumpaannya dengan Lupus.
Lupus menyelidiki kasus Rini. Dan ternyata semua itu ulah temannya bernama Ruri. Ruri disuruh oleh Tante Merry yang sangat ingin menguasai kantin sekolah. Lupus pun beserta membantu Rini melaporkan hal tersebut ke kepala sekolah.
Dengan diwarnai berbagai konflik khas remaja, Lupus muncul menjadi film jaman dulu yang selalu diingat.
Cerita Lupus: Kisah Nyata yang Banyak Terjadi
Kenapa lupus yang masuk dalam kategori film jaman dulu alias jadul masih memiliki tempat di hati pemirsa? Bahkan hingga kini masih banyak yang menonton film lupus di situs youtube.com dengan mengetik kata kunci “lupus Indonesia”.
Masih banyak orang menonton lupus Indonesia tak lepas dari apa yang diceritakan dalam film lupus banyak terjadi di masyarakat. Sehingga kesan film yang sering terjadi dan masuk di akal manusia, membuat film ini banyak peminatnya. Meski sering terjadi, namun tak banyak penonton yang bisa menebak alur ceritanya. Inilah yang membuatnya menarik.
Bayangkan saja, dari kisah cemburu Poppy hingga akhirnya Lupus bisa menyelesaikan masalah Rini. Sulitnya untuk menebak jalan cerita film lupus ini juga melahirkan daya tarik. Kebanyakan sutradara umumnya dalam menciptakan konflik selalu melibatkan musuhnya yang berperan di balik semuanyan. Berbeda dengan film jaman dulu (jadul) Lupus.
Yang menyebabkan warung usaha Rini dan keluarganya dikeluarkan dari sekolah bukanlah Poppy, tetapi Ruri. Ruri dan rekan-rekan terdekatnya iri dengan Poppy, sehingga mereka mengatur siasat bagaiman membuat Rini tak muncul lagi di sekolah mereka. Akhirnya mereka pun melakukan cara yang tak baik, dan malah dipecundangi Tante Marry yang ingin berjualan di kantin tersebut.
Bayangkanlah! Jalan cerita film Lupus sulit untuk ditebak. Inilah yang membuat film ini mendapat rating banyak penonton yang menyukainya. Sehingga film ini tak pernah meninggalkan kebosanan. Penonton selalu ramai melihatnya. Jika tidak percaya lihat saja di situs Youtube.com lebih dari 2000 orang yang menontonnya.
Latar dan Karakter Tokohnya: Apik
Bila dibedah film jaman dulu Lupus sangat apik. Penulis berani mengklaim apik lantaran sesuai dengan kondisinya. Yaitu sekolah. Sekolah memang kerap menjadi tempat yang paling asyik membuat latar film untuk remaja. Apalagi di dalam film Lupus pengembangan karakter dan remaja cukup tampak. Jika sering menonton film-film yang lain, terkadang latarnya terkesan kecil. Jika berhubungan dengan masalah sekolah, umumnya hanya berkutat pada perebutan hati sang cowok.
Namun dalam film Lupus ini berbeda sekali. Ada pengembangan latar. Dari kelas hingga kantin. Nah, ini yang menjadi nilai jual. Dengan adanya ke-irian siswa, yaitu Poppy dan teman-temannya sehingga membuat pedagang di kantin harus dikeluarkan dari sekolah. Ternyata, ulahnya Poppy tak dilakukan sendirian, tapi bersama tante Marry.
Demikian halnya dengan karakter Lupus Sendiri. Ia bukan hanya seorang siswa, tapi juga seorang jurnalis. Ketika membongkar kasus yang terjadi di kantin hingga menyebabkan Rini dan ibunya tak lagi berjualan di kantin. Dan yang lebih menariknya, Lupus menemukan mereka sedang berdagang di terminal.
Inilah puncak ceritanya, Lupus memanfaatkan kemampuan jurnalisnya untuk membongkar peristiwa kriminal yang terjadi di sekolah. Ia usut hingga tuntas, dan akhirnya ia mengadukan kepada kepala sekolah tentang ulah Poppy dan Tante Marry.
Belajar Menulis Fiksi dari Film Lupus
Penonton yang baik bukanlah penonton yang sekedar menonton saja. Ia mesti bisa mengambil pelajaran dari apa yang ditonton. Salah satunya adalah, belajar menulis fiksi. Apa yang ditayangkan di dalam film Lupus bukanlah kisah nyata. Tapi, kisah tersebut sering terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Jika dipelajari ada lima hal yang mesti dimiliki dalam membuat cerita fiksi.
1. Melahirkan Tokoh dan Karakter
Di dalam sebuah cerita fiksi harus ada tokoh utama dan tokoh pendukung. Tokoh utama dalam film ini adalah lupus. Ia memiliki karakter yang suka makan permen karet, berambut panjang dan berbadan kurus. Sedangkan tokoh pembantunya adalah Rini, Tante Marry, Poppy dan sebagainya.
2. Menggelar Latar
Dalam cerita fiksi ada penggunaan latar. Latar digunakan untuk menunjukkan kefokusan cerita. Di dalam film Lupus latar utama yang digunakan adalah sekolah. Meski ada cerita tentang dunia redaksi tapi kecil. Lebih banyak mengupas tentang latar sekolah. Selain itu, latarnya juga disesuaikan dengan tahun penayangan film lupus sendiri.
3. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam film Lupus adalah gaya bahasa siswa SMA di masanya dan sesuai denga gaya bahasa masyarakat Jogja. Inilah yang menjadi daya tarik. Meski berbahasa Indonesia, tapi tak ketinggalan tentang kondisi daerah di mana film dilakukan penyuntingan.
4. Point of View
Dalam film lupus ini, penulis novelnya menggunakan sudut pandang orang ketiga. Hal ini tampak dari penayangan film. Penulis tak melibatkan dirinya di dalamnnya, ia hanya menceritakan saja.
5. Plot
Bila sering menonton film Lupus, plot yang digunakan dalam setting ceritanya adalah plot alur maju. Sehingga penonton dapat dengan asyik menikmati cerita demi cerita yang terdapat di dalam film lupus.
Jangan Sekedar Menonton Film
Sejatinya, kita layak belajar dari film Lupus ini. Bahwa sebuah novel atau bahkan sebuah cerpen bisa diangkat menjadi film di layar lebar. Sehingga Anda bisa menghibur banyak orang. Bagi yang suka membaca, tentu ia akan memulainya dengan membaca novel atau cerpen yang ditulis. Sedangkan yang tidak suka membaca, ia bisa melihatnya langsung pada filmnya.
Maka dari itu, jangan sekedar menonton film, jika hobi Anda adalah menonton. Anda mesti bisa menfaatkan apa yang ditonton menjadi modal dalam merangkai kata hingga tercipta sebuah cerpen atau novel yang dapat menarik hati pembaca.
Nah, masihkah Anda kini hanya sekedar sebagai orang yang senangnya hanya menonton saja. Semoga saja tidak lagi. Anda mesti bisa menjadi seperti orang yang berhasil membuat film yang berawal dari novel yang ditulisnya. Inilah ulasan sederhana tentang film jaman dulu Lupus dan manfaatnya untuk sobat Ahira.