3 Film Persahabatan yang Inspiratif
Ilustrasi film persahabatan
Film persahabatan, apakah pernah menginspirasi Anda? Persahabatan adalah hubungan yang sulit didefinisikan. Saking istimewanya sebuah hubungan bernama persahabatan ini, ada banyak kata-kata mutiara yang terangkai untuk mengungkapkan arti persahabatan. Bahkan, sampai merambah ke dunia film hingga banyak sutradara yang filmnya terinspirasi dari hubungan persahabatan.
Banyak film yang bertemakan sahabat. Hanya saja, di antara sekian banyak film yang bertemakan sahabat, tentu tidak semua film tentang persahabatan yang inspiratif. Apalagi film yang berkesan sampai sekarang, walau sudah lama tak menontonnya.
3 Film Persahabatan
Dari sekian banyak film tentang persahabatan, berikut beberapa film tentang persahabatan yang inspiratif dan akan menambah hangat ruang hati Anda. Bahkan, dari film tentang persahabatan akan membuat hubungan persahabatan Anda semakin langgeng.
1. The Kite Runner (2007)
The Kite Runner adalah sebuah film yang diadaptasi dari novel berjudul sama, ditulis oleh Khalid Hosseini tahun 2003.
Bercerita tentang dua orang sahabat yang berbeda kasta, satu anak majikan dan satu lagi anak pembantu. Film yang mengharukan ini diawali ketika Amir dewasa mendapat telepon dari Rahim Khan, sahabat Ayah Amir. Beliau paling mengerti kesukaan Amir, yaitu menulis, bahkan perasaan Amir.
Beliau meminta Amir untuk menemuinya yang sedang sakit di Peshawar, Pakistan. Di telepon, Rahim menyampaikan sebuah kalimat yang membuat Amir terlempar ke masa lalu. Kalimat itu adalah, "Ada banyak cara untuk menjadi baik lagi."
Film pun disajikan dengan alur flashback. Amir dewasa dibawa mengingat masa lalu. Dikisahkanlah persahabatan antara Amir kecil (anak dari suku Pushtun yang terhormat) dan Hassan (anak dari suku minoritas, yaitu suku Hazara yang menjadi pelayan setia di rumah keluarga Amir). Saking seringnya bermain, Hasan sudah dianggap Amir seperti saudaranya sendiri.
Suatu hari, saat Hassan berhasil mengejar layang-layang yang putus. Lalu, ia persembahkan untuk sahabatnya Amir. Dalam perjalanan pulang, mereka dihadang sekelompok anak nakal dan memaksa Hassan untuk memberikan layang-layang itu.
Terang saja Hassan menolak hingga akhirnya Hassan maju membela Amir, Amir pun lari dan bersembunyi. Namun sayang, Hasan malah dikeroyok bahkan mengalami pelecehan seksual. Di tempat persembunyiannya, Amir hanya bisa melihat kejadian itu tanpa mampu berbuat apa pun.
Amir pun pulang disambut Baba yang bangga melihat anaknya berhasil mendapatkan layang-layang putus. Sedangkan Hassan, pulang dengan perasaan nelangsa dan tangis dalam diam.
Lama-lama Amir pun galau. Hingga akhirnya, demi menutupi rasa bersalahnya ia merancang skenario agar Hassan dan ayahnya diusir dari rumah. Lima tahun berlalu, keluarga Amir pun migrasi ke California, AS karena perang antara Soviet serang Afganistan meletus.
Film berlanjut dengan alur maju mundur, Amir dewasa merasa punya beban mental untuk segera menemui sahabatnya dan minta maaf. Pencarian pun dimulai. Apakah Amir berhasil bertemu dengan sahabat yang dia khianati dan minta maaf? Jawabannya, mari menonton filmya.
2. Bicentennial Man (1999)
Film Bicentennial Man, pemeran utamanya robot dan diperankan dengan sangat baik oleh aktor kawakan Robin Williams. Ini adalah film jadul, tapi feel-nya masih terasa sampai sekarang. Betapa persahabatan ternyata tidak hanya milik manusia dengan manusia. Namun, antara manusia dengan robot pun ternyata bisa terjalin rasa persahabatan.
Bergenre drama fiksi ilmiah, Bicentennial Man hadir ditengah-tengah penikmat film dan disutradarai Chirs Columbus. Sama seperti The Runner, film ini dibuat berdasarkan novel yang berjudul The Pasitronic Man.
Film ini menceritakan sebuah robot keluaran tahun 2005 yang bernama Andrew. Robot ini diperkenalkan ke keluarga Martin untuk melakukan tugas rumah tangga.
Sebagian anggota keluarga Martin, tentu tidak mudah menerima Andrew. Terutama Grace, putri tertua Martin yang selalu bermuka masam. Sikap Grace pun secara tidak langsung membawa kepada penemuan bahwa Andrew bisa mengindentifikasi emosi manusia.
Tak hanya itu saja kelebihan Andrew. Saat istirahat, Andrew mengukir sebuah patung untuk dipersembahkan pada putri kecil Richard Martin, Amanda, yang dipanggil Little Miss oleh Andrew.
Martin kaget, ia pun membawa Andrew ke pabrik dan mempertanyakan ke CEO perusahaan, apakah semua robot mempunyai kelebihan seperti Andrew?
CEO perusahaan menganalisa bahwa perkembangan Andrew tersebut adalah masalah dan Andrew akan di non-aktifkan. Martin marah dan memutuskan untuk memelihara Andrew lebih manusiawi.
Seiring berjalannya waktu, Andrew sangat ingin menjadi seperti manusia. Ia pun meminta kebebasan pada majikannya. Andrew mulai merubah penampilannya. Sepanjang ia mengubah dirinya, 43 tahun kemudian ia mengunjungi Martin untuk terakhir kalinya.
Selang beberapa puluh tahun berikutnya, 2070 ia mengunjungi Little Miss. Namun, lagi-lagi menemui untuk terakhir kalinya. Little Miss meninggalkan seorang cucu yang sangat mirip dengannya, Portia. Andrew jatuh cinta dan mereka pun menikah.
Kehidupan pernikahan berjalan normal layaknya pasangan biasa. Namun, namanya juga mesin, Portia semakin tua sedangkan Andrew tetap tak berubah. Proses menjadi manusia seutuhnya pun terus dilakukan Andrew. Bahkan, Andrew sampai menempuh jalur hukum agar diakui sebagai manusia secara hukum.
Tahun 2205, Andrew sempurna menjadi manusia. Dan apa yang ia pernah ucapkan, ‘Aku lebih memilih mati sebagai manusia daripada hidup selamanya sebagai mesin’ pun terkabul.
Selain Bicentennial Man, film persahabatan antara manusia dengan robot versi animasi juga ada, yakni sebuah kisah yang diangkat dari komik karangan Fujiko F.Fujio. Apalagi kalau bukan Nobita dan Doraemon si Robot Kucing.
3. Hachiko: A Dog’s Story (2009)
Persahabatan antara manusia dengan manusia, wajar terjadi. Lantas, bagaimana dengan persahabatan yang terjalin antara manusia dengan hewan?
Sebuah film drama yang berjudul Hachiko: A Dog’s Story adalah salah satu film persahabatan yang mengisahkan persahabatan manusia dengan anjing ternyata ada dan bisa terjadi.
Sebagian dari Anda telah mengetahui bahwa film ini diambil dari kisah nyata, di Jepang yang juga difilmkan dengan judul Hachikō Monogatari tahun 1987.Dalam film Hachiko: A Dog’s Story yang diproduksi di Amerika Serikat, pada dasarnya tidak jauh dari kisah nyatanya.
Kisah diawali dengan alur maju mundur, dengan setting sebuah kelas. Tampak sejumlah murid sedang presentasi tokoh pahlawan mereka. Ronnie, seorang anak laki-laki malah lebih menceritakan tentang anjing kakeknya bernama Hachiko.
Cerita pun mengalir. Puluhan tahun lalu, ada anak anjing jenis Akita dari Jepang tiba di Amerika. Namun di stasiun Kereta Api Bedridge, Wonsocked, Amerika Serikat, anak anjing itu lepas dari kandang dan jatuh di gerbong barang. Anjing itu ditemukan Parker Wilson seorang dosen yang diperankan sangat apik oleh Richard Gere.
Setelah beberapa hari berkoordinasi dengan pihak stasiun untuk mencari siapa pemilik anak anjing ini, ternyata tidak muncul. Parker pun membawanya pulang. Namun Cate, istri Richard keberatan suaminya pelihara anak anjing.
Esoknya Parker membawa anak anjing itu naik kereta api ke kantor. Sampai di kantor, Parker bertemu dengan rekan kerjanya yang orang Jepang. Temannya itu membantu Parker jelaskan tulisan yang ada di kalung anak anjing itu. Ternyata tulisan itu dibaca Hachiko, yang artinya dalam Bahasa Jepang, bernasib baik.
Lambat laun istri Parker mulai menerima Hachi dipelihara Parker. Tiada hari dilewatkan tanpa bermain dengan Hachi. Hachi pun menjadi anjing setia Parker. Hingga suatu pagi, saat Parker mau berangkat kerja, Hachi mengikutinya hingga ke stasiun kereta api.
Melihat hal itu, Parker menyuruh Hachi pulang. Tak disangka, Hachi menolak pulang dan akhirnya terpaksa Parker mengantarnya pulang. Keesokan harinya begitu juga, hingga Parker terbiasa dengan kelakuan Hachi. Hachi mengantar Parker sampai ke stasiun kereta api dan menjemput Parker di stasiun pula.
Suatu hari, saat mengajar, Parker mendapat serangan jantung dan meninggal. Hachi tak tahu bahwa tuannya telah meninggal. Hachi dengan sabar terus menunggu kepulangan Parker di stasiun kereta api, hingga Michael menantu Parker membawanya pulang.
Rumah Cate dijual, mereka pindah, termasuk Hachi. Hachi kini tinggal dengan Andy anak perempuan Cate dengan suaminya Michael, beserta anak mereka Ronnie. Hachi pun tak tahan. Ia kembali ke rumah lama Parker dan menuju stasiun.
Waktu berlalu, Hachi masih tetap menunggu, hingga ia tua, lusuh dan akhirnya berbaring, lelap untuk selamanya. Kamera pun kembali ke situasi kelas di mana Ronnie melaporkan sesuatu yang dianggapnya pahlawan, yakni Hachiko, anjing kakeknya.
Terkadang alasan utama jalinan persahabatan itu terjadi, seringkali tidak lebih daripada kepercayaan bahwa seseorang atau sesuatu tidak akan merugikan atau menyakiti.