Hachiko, Simbol Kesetiaan Seekor Anjing
Ilustrasi hachiko
Pernahkah Anda menonton film drama dengan bintang utama seekor anjing? Jika belum, cobalah menonton film Hachiko. Ya, film drama yang dibintangi oleh seekor anjing ini dijamin mampu membuat air mata Anda jatuh berderai. Bagaimana tidak? Dalam film ini, Anda akan mendapatkan pengalaman baru tentang sisi lain seekor anjing yang identik dengan hewan galak.
Hachiko: Diangkat dari Kisah Nyata
Film drama ini diangkat dari kisah nyata yang terjadi sebelum Perang Dunia II meletus. Kisah nyata ini dialami pemilik aslinya dari Jepang, Hidesabure Ueno, seorang professor yang mengajar di salah satu universitas di Jepang. Ya, Hachiko adalah anjing yang paling setia pada majikannya. Saat majikannya hendak bekerja, anjing ini selalu mengantarnya. Demikian pula, saat majikannya pulang kerja. Anjing ini selalu berada di depan kantor majikannya, tepat pukul 17.00, untuk menjemput sang majikan.
Bukan hanya berlangsung sehari dua hari, kegiatan yang seolah telah menjadi "agenda" wajib ini dilakukan si anjing bertahun-tahun. Dengan setia, anjing ini selalu melakukan aktivitas ini setiap hari selama hari kerja majikannya. Tak peduli musim apa yang sedang berlangsung, anjing ini tidak pernah melewatkan aktivitas mengantar jemput majikannya ini. Bahkan, setelah majikannya meninggal dunia pun, aktivitas ini tetap lakukannya.
Seperti yang digambarkan di filmnya, orang-orang yang sering berlalu lalang dan beraktivitas di sekitar stasiun kereta menyadari bahwa anjing ini terus datang ke stasiun untuk berusaha bertemu dengan pemiliknya meskipun pemiliknya telah tiada. Ini membuat orang-orang di sana terenyuh. Akhirnya satu per satu mulai memberi makan anjing ini yang terus menunggu pemiliknya yang tak akan pernah datang. Kisah ini lambat laun menyebar ke seluruh Jepang.
Salah satu murid Profesor Ueno yang mendengar kisah tentang anjing ini kemudian mendatangi stasiun tersebut untuk membuktikannya. Saat menyaksikan bahwa kisah yang didengarnya benar, ia mulai rajin menulis banyak artikel tentang anjing ini. Beberapa di antaranya diterbitkan di sebuah surat kabar besar di Tokyo. Dari situlah anjing ini dan kisah tragisnya mulai dikenal.
Di bulan Maret 1935, anjing ini meninggal di usianya yang ke-12 akibat sakit jantung. Masyarakat Jepang berduka atas kematian anjing yang lucu dan setia ini. Penantian panjang anjing ini akhirnya berakhir, ia bertemu kembali dengan pemiliknya di alam sana. Tubuh anjing ini diawetkan dan disimpan di Museum Nasional Jepang. Jika Anda mampir ke sana, Anda akan menemukan jasad anjing ini.
Di pintu masuk stasiun Shibuya, tempat anjing ini menunggu pemiliknya selama bertahun-tahun, dibuat patung anjing ini untuk mengenang dedikasinya. Patung tersebut dibuat pada tahun 1934 oleh seorang seniman kenamaan di Jepang. Setiap tahun di stasiun tersebut diadakan upacara tahunan mengenang si anjing setia ini. Bagi masyarakat Jepang, anjing ini telah menjadi simbol kesetiaan. Para orang tua dan pendidik menceritakan kisahnya ke anak-anak dan murid-murid mereka sebagai pembelajaran akan nilai-nilai kesetiaan serta dedikasi.
Film drama yang mengisahkan anjing ini sebenarnya sudah dua kali dibuat dan ditayangkan. Film pertama tentu saja dibuat oleh orang Jepang. Disutradarai oleh Seijiro Koyama, film berjudul Hachiko Monogatari resmi diputar di seluruh Jepang pada Oktober 1987. Film ini sangat sukses di Jepang. Bahkan, sempat menggemparkan dunia perfilman Jepang dengan mencetak angka penjualan tiket terbesar saat itu, yakni 4 milyar yen.
Film kedua yang merupakan saduran film pertama dirilis pada 2009. Adalah seorang sutradara kenamaan, Lasse Halstrom, yang mengangkat kembali kisah kesetiaan anjing ini ini lewat filmnya yang berjudul Hachiko: A Dog's Story atau dikenal juga sebagai Hachi: A Dog's Tale.
Hachiko: A Dog's Story
Dengan dibintangi aktor dan aktris Hollywood kenamaan, Richard Gere dan Joan Allen yang berperan sebagai pemilik anjing ini, film ini menghadirkan kisah haru biru sepanjang 2 jam durasinya. Rasa kasih sayang tulus antara majikan dan binatang peliharaannya kerap ditampilkan film ini. Tidaklah berlebihan jika penulis menyebut setiap scene yang ditampilkan dalam film ini akan sangat sayang dilewatkan.
Scene yang penulis rasa paling menggugah tentu saja saat ending film ini. Bagaimana tidak? Di usia 12 tahun, yang terbilang sudah sangat tua untuk ukuran seekor anjing, anjing ini tetap setia menunggu di depan kantor majikannya yang telah meninggal. Saat itu, adalah saat-saat terakhir perjalanan hidup anjing ini di dunia.
Dalam dinginnya musim salju, mata anjing ini telah sayu perlahan menutup seakan inilah saat terakhir hidupnya menjelang ajal. Namun, kesayuan mata anjing ini langsung kabur begitu saja dan kembali berbinar saat matanya tertuju ke pintu masuk kantor majikannya. Dengan tangan terbuka, sosok majikannya yang telah meninggal seakan muncul untuk menyambut anjing ini dalam pelukannya. Anjing ini berlari dan serentak menubrukkan badannya ke badan pemiliknya.
Sebuah ending cerita yang tak pelak membuat seluruh pasang mata para penonton mengeluarkan air dan menghadirkan tangis kecil di hati. Sungguh sebuah kesetiaan yang tak akan pernah didapat dari binatang peliharaan mana pun, selain anjing yang satu ini. Bahkan, manusia zaman sekarang pun belum tentu memiliki kesetiaan seperti yang ditunjukkan anjing ini.
Para Pemeran dalam Film Hachiko
Film ini diperankan oleh aktris dan aktor Hollywood yang kemampuan aktingnya sudah tidak diragukan lagi. Tanpa kepiawaian mereka dalam memerankan para karakter di film ini, sepertinya film ini tidak akan sesukses dan semenarik sekarang. Mereka bermain dengan baik dan mempesona. Inilah daftar pemain film drama yang menguras air mata tersebut:
-
Richard Gere sebagai Profesor Parker Wilson
-
Joan Allen sebagai Cate Wilson, istri dari Parker Wilson
-
Sarah Roemer sebagai Andy Wilson, anak perempuan dari Parker Wilson
-
Cary-Hiroyuki Tagawa sebagai Ken Fujiyoshi
-
Eric Ayari sebagai Jasjeet, seorang pedagang India
-
Jason Alexander sebagai Carl
-
Davenia McFadden sebagai Mary Anne
-
Kevin DeCoste sebagai Ronnie
-
Tore Hallstrom sebagai Heather
-
Robbie Sublett sebagai Michael
Adapun Hachiko diperankan oleh jenis anjing Akita Inu. Ada 3 ekor anjing yang berperan dalam film ini, yaitu Layla, Chico, dan Forrest. Ini disesuaikan dengan periode usia si anjing yang berbeda di alur cerita (saat ia kecil, remaja, dan dewasa). Jenis anjing Akita inu sendiri merupakan jenis anjing yang berasal dari wilayah pegunungan di sebelah utara Jepang.
Anjing ini juga dikembangkan di Amerika, sehingga ada subspecies Akita Amerika dan Akita Jepang. Perbedaannya terletak pada warna, di mana Akita Amerika lebih beragam karena sering dikembangbiakkan. Sementara itu Akita Jepang hanya terdapat dalam beberapa warna bulu saja. Anjing yang mirip serigala ini memang merupakan anjing yang setia kepada kelompoknya (di alam liar) dan kepada pemiliknya. Akita adalah jenis anjing yang kuat dan sehat, juga penyayang. Itulah yang tergambar dari sosok anjing ini sebagai anjing Akita.
Hachiko Membuat Penonton Meneteskan Air Mata
Film yang disutradarai Seijiro Koyama ini sukses besar membuat sebagian penontonnya meneteskan air mata, sebagian lagi malah menangis terisak-isak. Namun justru di situlah daya tariknya. Penonton merasa terbawa dengan alur cerita drama yang mengisahkan kasih sayang dan kesetiaan seekor anjing kepada pemiliknya, sehingga hal ini meninggalkan kesan dalam hati mereka.
Hachiko berhasil meraup keuntungan sebesar 45.000.000 dolar dengan modal pembuatan film sebesar 16.000.000 Dolar saja. Film ini awalnya hanya dibuat sebagai film festival saja. Akan tetapi akhirnya film ini mulai diputar di Inggris, Jepang, lalu di negara-negara lain termasuk Indonesia. Di Jepang, film ini bahkan sukses meraup untung di minggu pertama pemutarannya, yakni sebesar 228.428.764 Yen. Film ini juga sempat menjadi nominasi ajang perfilman bergengsi Academy Award alias Oscar.