Optimalisasi Kuliah Agama Islam di Perguruan Tinggi
Ilustrasi kuliah agama
Pendidikan agama merupakan bagian dari pendidikan moral yang cukup penting bagi perkembangan akhlak kepribadian seseorang. Sewaktu di bangku Sekolah Menengah Atas, pendidikan agama diberikan sebanyak dua jam pelajaran selama satu pekan. Jam ini selanjutnya kian berkurang saat telah memasuki bangku perguruan tinggi. Sebenarnya tak perlu diprotes bahwa kuliah agama ini semakin terlindas oleh mata kuliah lainnya. Bukankah seharusnya pencarian makna keagamaan yang dianut dilakukan sendiri dan bukan karena ingin mendapatkan nilai duniawi. Pencarian makna keagamaan itu telah memasuki fase ilmu akhirat dan kematian.
Perguruan Tinggi dan Pendidikan Agama
Pada kurikulum perguruan tinggi umum, jam kuliah agama hanya diberikan sebanyak 2 sks selama semester pertama. Pada semester-semester selanjutnya hingga masa perkuliahan selesai, secara formal kurikulum perkuliahan di universitas umum tidak lagi menyajikan mata tersebut untuk para mahasiswa. Pada tahapan ini mungkin ada pemikiran bahwa sebenarnya pada masa ini, mahasiwa telah memasuki fase kehidupan yang menentukan sendiri kehidupan keagamaan yang ingin dilakoninya.
Fungsi agama bagi perkembangan pribadi sikap seseorang ialah ibarat pagar yang akan mengamankan perkebunan tanaman. Atau ibarat mobil, maka agama adalah bagian dari rem yang akan mengendalikan arah mobil. Jika di depan ada jurang dan lubang, maka rem lah yang akan menyelamatkan mobil tersebut. Dapat dibayangkan bagaimana nasib mobil yang tak punya rem, atau mobil yang rem nya putus, atau kualitas rem mobil tersebut sudah buruk, resiko akan mengalami kecelakaan lalu lintas tentu akan lebih besar. Begitulah peran vital dari pendidikan agama untuk kehidupan manusia.
Selanjutnya demi mendapatkan rem dalam kehidupan itu, seorang mahasiswa memang harus mencari sendiri. Pada saat inilah akan terlihat bagaimana kualitas pendidikan sebelumnya. Kalau ketika ia kecil terutama pada masa pertumbuhan dan masa masa keemasan perkembangan otaknya, ia telah dididik dengan nilai-nilai dan norma-norma agama yang baik, maka ia akan berjalan pada tuntunan yang telah menetap di otaknya sejak kecil. Ia akan tahu ke mana mencari jalan yang mengarah ke tenangan jiwa yang sesungguhnya.
Tiada paksaan dalam beragam, namun, orangtua bertanggungjawab mengarahkan anak-anak agar memiliki nilai keagamaan yang baik agar anak-anaknya tidak tersesat. Banyaknya orang yang mengaku sebagi nabi palsu dengan ajaran yang aneh-aneh membuat banyak orangtua khawatir. Kalau sedini mungkin anak telah mendapatkan ajaran agama yang benar dengan cara yang tepat, maka anak akan dapat memilih dan memilah mana jalan yang harus ia ikuti.
Jadi ketika di perguruan tinggi pelajaran tentang agama yang didapatkan itu adalah sebagai tambahan dan bukan sebagai hal pokok lagi yang harus ia raih. Dua jam pasti bukan waktu yang panjang dan tak akan selesai membahas pelajaran agama dengan waktu yang sesingkat itu. Yang harus dilakukan oleh para pengampuh pelajaran agama di perguruan tinggi adalah memberikan hal-hal yang akan membuat mahasiswa lebih tenang dalam menjalani masa-masa perkuliahan yang banyak sekali cobaannya.
Pelajaran tentang mengingatkan pergaulan yang baik dan menghindari pergaulan bebas yang akan membuat ilmu tidak berkah. Kisah-kisah sahabat nabi ketika belajar dan nasihat para imam seperti Imam Ghazali dan hukum-hukum yang dibahas oleh Yusuf Qordowi yang terkait dengan permasalahan hukum masa kini. Perkembangan agama Islam dan pengalaman hidup orang-orang Islam yang tetap dalam keislamannya walaupun mereka ada di luar negeri.
Ujian
Masa perkuliahan baik yang mengambil jenjang tiga tahun ataupun lima tahun, masa mendapatkan pendidikan kuliah agama hanya berlangsung selama enam bulan, dan selanjutnya lebih dari separuh masa perkuliahan mahasiswa tidak lagi mempelajari tentang agamanya. Adakah ini memberi dampak terhadap kualitas moral para mahasiswa itu sendiri? Pertanyaan ini sepatutnya ditanyakan kepada para mahasiswa yang bersangkutan. Sebagai penerus bangsa yang telah mampu berpikir sendiri, mereka seharusnya tahu bagaimana mendapatkan ilmu agama yang mereka inginkan.
Inilah mengapa banyak sekali pengajian agama yang khusus diperuntukan bagi para kalangan mahasiswa. Pengajian terpadu dengan program khusus juga dibuat di pesantren-pesantren yang khusus dibuat bagi kalangan mahasiswa yang tinggal diperantauan. Mereka mengkaji ilmu agama dan terus berusaha menjadi manusia yang lurus ditengah kehidupan yang semakin tidak menentu. Mereka saling menguatkan dan membina kerukunan agama serta membentuk ukhuwah islamiah yang kuat.
Pada saat ujian mata kuliah agama, yang diujikan tentu saja bukan masalah yang menyangkut fiqih saja, namun juga yang menyangkut hukum yang lain serta ujian tentang bagaimana bermuamalah. Mahasiswa memang harus memperluas pemikirannya agar apa yang ia ketahui itu bisa dikaitkan dengan pelajaran agama yang benar. Mahasiswa yang cerdas tidak akan terkait dengan jaringan teroris yang bergerak tanpa memikirkan kerusakan dan kehancuran yang dirasakan oelh orang lain terutama orang Islam sendiri.
Adanya kelompok-kelompok pengajian dengan anggota yang kecil dan dibimbing oleh sesama mahasiswa yang dianggap memiliki kemampuan agama yang lebih, juga membuka mata para mahasiswa yang lain untuk lebih mendalami agamanya agar kehidupannya kelak tidak timpang dan tidak terjerumus kepada kehidupan yang cinta dunia dan takut mati. Pengajaran tassawuf juga harus diberikan agar ada ketenangan jiwa dalam menghadapi kesulitan yang dirasakan.
Nasihat yang begitu banyak terkadang tidak bisa masuk ke dalam hati karena yang menyampaikannya belum mengamalkan apa yang dinasihatkannya. Sangat penting bagi para dosen apapun bidang mata kuliah yang diajarkan agar tidak hanya mengajar namun mendidik dengan hati. Keikhlasan para dosen dalam menyampaikan ilmu ini akan mudah menyentuh hati para muridnya sehingga ilmunya akan mudah ditangkap. Ketaqwaan sang guru juga dipertanyakan kalau ilmu yang diberikannya malah tidak membawa keberkahan baginya dan bagi orang-orang yang diajarinya.
Agama bukan hanya menjadi tuntunan sehingga ilmu apapun harus sesuai dengan agama. Agama itu adalah pegangan agar tidak terjatuh ke jurang yang akan membawa ke terowongan neraka. Nikmat dunia ini luar biasa. Tanpa diminta saja dunia akan mendekat, apalagi kalau diminta dan dituruti semua yang diinginkan oleh dunia. Semua orang ingin terlihat cantik dan indah. Semua orang ingin kemudahan hidup dengan mendapatkan kemewahan tanpa harus bekerja keras terlalu keras. Padahal dalam kerja keras itulah terselip keutamaan amal.
Banyak orang cukup percaya bahwa sajian pendidikan agama secara formal tidak memberikan jaminan kualitas perbaikan akhlak seseorang bersangkutan. Urusan agama adalah urusan kesadaran pribadi. Sebagai bukti, banyak ditemukan para peserta didik yang berasal dari jurusan ilmu-ilmu agama, namun memiliki kualitas moral yang berada jauh di bawah orang-orang yang tidak mengambil jurusan agama. Namun apakah ini lantas menjadi pembenaran bahwa minimnya kesempatan belajar kuliah agama pada kurikulum formal pendidikan perguruan tinggi tidak memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap perkembangan perilaku moral para peserta didik di bangku universitas umum?
Sebuah Solusi Pendidikan Agama di Perguruan Tinggi
Sebuah fakultas di perguruan tinggi umum memiliki kurikulum yang cukup padat terhadap disiplin ilmu masing-masing. Sebagai seorang mahasiswa, tentulah harus menyadari kondisi ini. Mahasiswa bukan lagi siswa, mahasiswa dituntut tumbuh sebagai sosok inisiatif yang peka terhadap kondisi lingkungannya. Menyadari kondisi dan cepat mencari solusi.
Seorang mahasiswa harus sadar bahwa usia perkuliahannya di perguruan tinggi hampir sama dengan lamanya saat ia menempuh jenjang pendidikan Sekolah Dasar. Bisa dibayangkan jika dalam kurun masa tersebut mahasiswa membiarkan dirinya larut dalam kehidupan jauh dari ajaran nilai-nilai agama. Meskipun dahulunya ia keluaran dari sebuah pondok pesantren, namun tanpa adanya suntikan pendidikan agama melalui kuliah agama, tentulah akan memberikan pengaruh cukup signifikan bagi perubahan perilaku sikap.
Oleh sebab itu para mahasiswa harus pandai mengambil peluang. Kampus adalah lingkungan yang ramai dengan berbagai macam organisasi. Mahasiswa yang sadar akan pentingnya pendidikan agama bagi perkembangan akhlak, akan mengikuti berbagai bentuk aktifitas organisasi ekstrakulikuler kerohanian yang akan membantunya mendapatkan kembali energi spiritual yang hilang.
Melalui organisasi-organisasi kerohanian di kampus, seorang mahasiswa akan mendapatkan suplemen ilmu agama yang jauh lebih dahsyat dibanding dengan kuliah agama yang dilakukan secara rutin sekalipun. Organisasi kerohanian memberi pembinaan kepada anggotanya berdasarkan prilaku kesadaran, tidak dengan ancaman wajib kurikulum yang terkesan hanya memaksa.