logo anne ahira
AnneAhira.com    Hiburan    Cerita    Cerita Rakyat
Loading...

Nilai Positif di Balik Legenda Malin Kundang


Loading...

Ilustrasi legenda malin kundang

Masih Ingatkah Anda dengan Legenda Malin Kundang? Ya, cerita tentang seorang anak yang dianggap durhaka karena tidak mengakui ibunya. Nah, dari cerita tersebut, kita dapat menganbil beberapa nilai positif yang ada dalam legenda ini. Berikut pemaparannya.

Tentang Legenda Malin Kundang

Legenda Malin Kundang adalah sebuah cerita rakyat yang sangat terkenal. Legenda ini menceritakan tentang anak yang durhaka kepada orangtuanya, sang ibu. Bagaimana seorang anak yang durhaka kepada sang ibu harus menerima nasib buruk karena ketidakrelaan sang ibu.

Bagaimana seorang ibu yang sebenarnya begitu sayang kepada sang anak yang kelepasan emosi. Hingga sang ibu akhirnya  mengutuk anak yang sangat disayanginya karena didurhakai oleh sang anak.

Legenda Malin Kundang memang begitu terkenal sehingga dijadikan sebagai cerita panutan lintas generasi. Legenda ini sendiri terjadi di Padang, Sumatera Barat. Dengan adanya legenda ini, setidaknya ada nilai-nilai positif yang dapat dijadikan acuan hidup menjadi lebih baik.

Ada panutan bagi anak-anak agar tidak durhaka kepada orang tua seperti kelakuan Malin Kundang. Tentu saja hal ini dilakukan jika tidak ingin menjadi anak durhaka seperti nasib tokoh utama legenda  tersebut.

Sebagai sebuah legenda, maka legenda Malin Kundang merupakan legenda yang sudah menjadi sebuah cerita nyata yang terjadi di Sumatera Barat. Bahkan, kita dapat menemukan sebuah batu yang terukir sebagai sebuah patung yang digambarkan sebagai Malin Kundang.

Beberapa jejak perjalanan hidup si Malin Kundang dapat kita temukan di kota Padang, Sumatera Barat tersebut. Malin Kundang menjadi sebuah peristiwa yang benar- benar terjadi. Sungguh dahsyat cerita tersebut.

Nilai-Nilai Positif dalam Legenda Malin Kundang

Sebagai sebuah legenda, kita dapat dapat memperoleh nilai-nilai tertentu yang tersirat di dalamnya. Setiap legenda memang membawa muatan nilai yang diperuntukkan bagi masyarakat. Ini merupakan proses pembentukan karakter yang dilakukan secara integral dalam bentuk cerita positif.

Legenda Malin Kundang telah memberikan pembelajaran kepada anak-anak untuk tidak bersikap buruk terhadap orang tuanya, terutama sang ibu. Ibu adalah sorga kita, di bawah telapak kakinya sorga kita berada.

Pada dasarnya, setiap cerita selalu berusaha untuk menampilkan hal-hal positif untuk kehidupan. Hal ini karena setiap penulis terus berusaha untuk memberikan informasi ataupun suriteladan positif bagi kehidupan yang lebih baik. Begitu juga halnya dengan kegenda Malin Kundang. Isi dari cerita itu memang memberikan pencerahan kepada masyarakat. Terutama kepada anak-anak agar tidak durhaka kepada orangtua, terutama ibu.

Sementara itu, jika kita telaah isi legenda ini, maka setidaknya dapat kita sebutkan nilai-nilai positif yang terkandung di dalam legenda Malin Kundang tersebut. Nilai-nilai tersebut diharapkan dapat menjadi sesuatu yang sangat berharga dalam upaya menjaga dan menigkatkan kualitas karakter anak bangsa.

Saat itu, anak bangsa sangat menggemari cerita-cerita positif dari cerita rakyat ataupun legenda itu. Akibatnya, kehidupan anak bangsa terjaga sebaik-baiknya. Nilai-nilai positif tersebut adalah sebagai berikut.

Nilai-Nilai Positif Legenda Malin Kundang - Ketaatan kepada Orangtua

Dalam setiap keluarga, orang tua adalah supremasi tertingginya. Orangtua adalah sosok yang selalu mempunyai kekuatan dan kekuasaan terhadap anak-anaknya. Tidak heran jika apa yang dikatakan oleh orangtua harus diikuti oleh anak -anaknya.

Seorang anak harus mempunyai tingkat ketaatan yang tinggi terhadap orangtua. Artinya, anak harus mentaati apa yang dikatakan oleh orangtuanya. Hal ini merupakan bentuk pengabdian dan kepercayaan anak kepada orangtua. Bukankah orang tua mempunyai pengalaman lebih dibandingkan anak.

Orangtua mempunyai pengalaman yang lebih dibandingkan anak-anaknya. Maka sudah seharusnya anak-anak selalu memperhatikan semua kata orangtua, khususnya ibu. Jangan sampai legenda Malin Kundang terjadi dalam kehidupannnya.

Siapa taat pada orangtua, terutama ibu berarti taat kepada Tuhannya. Kemarahan orangtua adalah kemarahan Tuhan kepada kita.
Oleh karena itulah, kita harus taat kepada orangtua, terutama ibu. Dengan ketaatan tersebut, maka kita akan menjadi sosok anak yang mengerti arti setiap kata yang disampaikan oleh ibu. Tidak ada lagi anak yang menganggap rendah kata-kata ibunya dan selalu berusaha untuk memenuhi setiap kata ibunya.

Nilai-Nilai Positif Legenda Malin Kundang - Tidak Boleh Sombong

Sombong adalah salah satu sikap yang dibenci dalam pola pergaulan masyarakat. Sombong dapat kita artikan sebagai sikap yang menganggap diri lebih dibandingkan orang lain. Jika hal ini terjadi dalam kehidupan kita, maka jangan heran jika banyak orang yang meninggalkan kita.

Hidup ini merupakan arena untuk bersilahturahmi. Oleh karena itu, kita harus selalu berkomunikasi dengan orang lain. Agar kita dapat bersilahturahmi dengan orang lain, maka kita harus dapat memahami setiap sikap dan sifat orang lain.

Dalam legenda Malin Kundang, kita dapat mengetahui betapa kesombongan si Malin Kundang telah membawanya ke situasi yang sangat merugikan kehidupannya. Apalagi, bersikap sombong kepada orangtua, yaitu ibunya. Apa yang dapat disombongkan anak kepada orangtuanya? Tentunya tidak akan pernah ada sebab keberadaan ibu dalam kehidupan anak adalah supremasi.

Sungguh, seorang anak tidak dapat menyombongkan dirinya di hadapan orangtuanya. Hal ini karena apa yang dimiliki orangtua, ibu jauh lebih banyak dan lebih baik dibandingkan yang dimiliki oleh sang anak. Bukankah, anak-anak berasal dari orangtua/ibunya? Bagaimana mungkin kita dapat bersikap sombong di hadapan ibu yang sudah begitu banyak berkorban untuk kehidupan kita? Itulah yang dapat kita petik dari legenda ini.

Nilai-Nilai Positif Legenda Malin Kundang - Berbakti kepada Orangtua

Anak berbakti kepada orangtua, itu adalah hal yang wajar. Bahkan, dalam logika positif, hal tersebut merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh anak. Pengabdian yang dimaksudkan tidak lain adalah untuk memberikan kebahagiaan kepada orangtua, terutama ibu. Apa yang dapat diberikan anak kepada orangtua, ibunya selain pengabdian yang setulusnya dan sebesar-besarnya.

Hal tersebut harus kita lakukan sebab sejak kita masih kecil, orangtua sudah mengabdikan dirinya, hidupnya, dan segala yang dimilikinya untuk anak-anaknya. Mereka tidak berhitung untuk mengabdikan diri kepada anak-anaknya.

Oleh karena itu, mengapa kita harus berhitung saat harus mengabdi kepada orangtua. Seperti yang terjadi dalam legenda Malin Kundang. Si Malin harus berhitung untuk mengakui ibunya sebagai orangtuanya hanya karena sudah tua dan miskin. Sungguh keterlaluan.

Padahal sebenarnya, sang ibu tidak berharap banyak atas kondisi anak-anaknya. Ibu tidak ingin anak-anaknya terlalu memperhatikan dengan selalu berpikir untuk dirinya. Sang ibu sudah mempunyai kehidupannya dan anak-anaknya sudah mempunyai kehidupan mereka. Maka mereka tidak ingin terlalu dalam mencampuri urusan hidup anak-anaknya. Tetapi, hal terpenting adalah pengabdian kepada orangtua, ibu cukup dengan mengakui keberadaannya dalam setiap saat.

Nilai-Nilai Positif Legenda Malin Kundang - Jangan Mengingkari Kondisi

Jangan pernah sekalipun kita mengingkari kondisi yang kita alami. Kita harus mengakui apapun yang ada di dalam kehidupan kita. Jangan hanya karena kondisi tersebut bertolak belakang, lantas kita menolak untuk mengakui bahwa itulah kondisi sebelum kita seperti sekarang ini.

Kalau memang kita dahulu berasal dari situasi yang kurang dan sekarang pada situasi berlebih, maka kita tetap harus mengakui bahwa dulu kita hidup dalam kekurangan. Hal ini sangat penting agar tidak terulang lagi isi legenda di Sumatera Barat tersebut. Apalagi untuk mengakui kondisi orangtua, ibu yang telah melahirkan dan membesarkan diri kita.

Kehidupan kita berasal dari orangtua sehingga dengan mengakui keberadaan mereka berarti kita telah mengakui asal muasal kehidupan kita. Jika kita dapat mengakui keberadaan ibu kita beserta kondisinya, berarti kita telah mengingkari kehidupan kita sendiri. Untuk apa hal tersebut kita lakukan?

Legenda Malin Kundang telah memberikan pencerahan terhadap kehidupan kita. bagaimanapun kondisi kehidupan kita, masa lalu kita merupakan cermin kehidupan kita yang sesungguhnya. Kondisi tersebut merupakan wahana bagi kita untuk selalu berusaha mengembangkan diri dan menjaga agar kehidupan tidak terjerumus dalam situasi yang menyesatkan. Seperti yang terjadi dalam legenda tersebut.

Begitu banyaknya nilai-nilai positif yag terkandung dalam legenda Malin Kundang sehingga keberadaan legenda tersebut harus tetap dipertahankan. Bahkan, menjadi kewajiban orangtua untuk terus mengupayakan agar terjaga kelestariannya.

Kelestarian yang kita maksudkan adalah nilai-nilai yang terkandung di balik legenda yang sangat menyentuh hati. Semoga di masa depan, anak-anak kita dapat memahami betapa pentingnya mengabdi kepada orangtua. Betapa ruginya jika kita durhaka kepada orangtua, terutama kepada ibunda. Semoga.

Tolong di SHARE :
Tweet
Loading...
Artikel Terkait
  • Menariknya Kumpulan Cerita Seru
  • Peristiwa Rengasdeklok dan Sejarah Terjadinya Proklamasi
  • Cerita Keong Emas dan Sejarah Jawa Kuno
  • Cerita Misteri Bandung, Sisi Lain Kota Kembang
  • Dongeng Cinde Laras
  • Cerita Rakyat Bali - Gambaran Budaya dan Tradisi Masyarakat Bali - ANN
  • Tips Mencari Sumber Cerita untuk Tulisan
  • Kemiripan Cerita Rakyat Sunda dengan Cerita Rakyat Daerah Lain
  • Hikmah Kumpulan Cerita Rakyat
  • Komik Timun Mas dan Raksasa (Golden Cucumber & Gigantic Demon)
  • Cerita Abu Nawas: Cerita Komedi dari Si Penyair Andal
  • Cerita Sangkuriang - Sebuah Legenda Berisi Filosofi Kehidupan
  • Cerita Fabel Anak - Asal Mula Binatang Keledai
  • Penggunaan Kata2 Lucu
  • Membaca Komik Legenda Naga yang Seru dan Asyik
Loading...


Beranda | Privacy