logo anne ahira
AnneAhira.com    Keluarga    Bayi dan Balita    Makanan Balita
Loading...

Mainan Balita Berdasarkan Perkembangan Usia


Loading...

Ilustrasi mainan balita

Terkadang, orangtua melakukan kesalahan dalam memilihkan mainan untuk buah hatinya. Mereka membelikan mainan ini dan itu bukan berdasarkan perkembangan kemampuan sang bayi, tetapi lebih disebabkan oleh penampilan mainan tersebut. Padahal, pemberian mainan balita yang tepat dapat merangsang perkembangan motorik, kognitif, dan bahasa si buah hati.

Nah, agar orangtua tidak melakukan kesalahan lagi, berikut jenis-jenis mainan yang disesuaikan dengan perkembangan kemampuan bayi hingga balita.

Fungsi Mainan Bagi Anak

Anak di dalam tumbuh kembangnya biasanya selalu membutuhkan stimulus dari luar dirinya. Baik itu stimulus dari beberapa benda yang dirasakan oleh panca-inderanya maupun stimulus yang berasal dari contoh yang diberikan oleh orang-orang terdekat di sekelilingnya.

Beberapa benda yang dapat memberi stimulus terhadap balita itu adalah mainan. Dan mainan ini tentu saja sifatnya mobile dan bukan berupa jenis yang terlalu berat, besar maupun menyulitkan ruang gerak balita itu sendiri.

Seperti yang telah disinggung di awal artikel, bahwa dengan memberikan mainan balita diharapkan mampu menimbulkan rangsangan yang bersifat kognitif serta motorik. Dan dari proses bermain tersebut pada akhirnya menimbulkan keselarasan bahasa antara si buah hati dengan Anda. Ataupun pengasuhnya.

Selektifitas Memilih Mainan

Dunia bermain bagi anak adalah dunia yang dilakoni sebagai suatu upaya dan proses pembelajaran juga. Anak-anak tidak jauh dari bermain. Karena bermain merupakan manifestasi jiwa dari si anak itu sendiri.

Dari kecil biasanya orangtua telah memenuhi kebutuhan bermain sang anak, dengan cara memberikan berbagai jenis mainan. Namun yang patut diingat adalah, bahwa pemberian mainan balita tersebut jangan sampai keliru dan jatuh kepada pembinasaan karakter balita.

Artinya dalam memberikan mainan, harus disesuaikan dengan usia balita itu sendiri, minat balita serta sisi keamanan dan kenyamanan bagi si balita.

Dalam bermain tersebut anak-anak pada usia pra-sekolah dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan umum. Yakni usia batita (di bawah tiga tahun) serta balita (di bawah lima tahun).

Usia Batita

Usia 4 - 6 bulan

Mengapa 4 bulan? Karena pada saat bayi mencapai usia ini dia sudah mampu mengamati benda-benda di sekitarnya dengan jelas. Itulah sebabnya, perlu sebuah mainan yang dapat merangsang gerak motoriknya seperti mainan yang dapat diputar dan mengeluarkan suara dan mainan yang memiliki warna kontras seperti hitam putih.

Usia 6 - 9 bulan

Bayi sudah dapat merangkak dan memegang benda. Di usia ini, mainan balok sangat baik untuk melatih kemampuannya menggenggam benda kecil (agar lebih cakap dalam bermain tangan), atau mencabuti rumput (kegiatan ini sangat disukai bayi), bermain merogoh kantong, bermain spageti, dll.

Usia 9 bulan

Ketika berusia 9 bulan, bayi sangat suka bermain bola, bermain dengan cermin, dan bermain dengan guling.

Usia 9 bulan - 1 tahun

Bayi lebih suka berdiri daripada merangkak karena dia baru mengenal keterampilan baru (yaitu, berdiri). Letakkan mainan miliknya di atas kursi atau meja kecil dan biarkan dia memainkannya sambil berdiri.

Usia 1 - 3 tahun

Carilah mainan yang dapat merangsang si kecil untuk mempelajari keterampilan baru, mengasah imajinasinya, merangsang kemampuannya berkomunikasi, dan memecahkan masalah.

Ada beberapa mainan yang dapat Anda pilih di antara banyaknya mainan yang ada di toko mainan anak, yaitu:

Sepeda atau mobil-mobilan. Belikan anak sepeda ketika usianya 2 tahun. Biarkan dia belajar mengeksplorasi dengan sepeda itu. Mungkin awalnya ada rasa takut. Tetapi, sekalinya bisa, mereka akan ketagihan bermain sepeda terus menerus. Bermain sepeda atau mobil-mobilan akan membuat bayi belajar meningkatkan keterampilan motorik.

Telepon mainan dan boneka untuk merangsang kemampuan berkomunikasi. Selanjutnya mainan seperti puzzle sederhana (2 - 4 keping), balok mainan, kartu huruf, dan angka mainan. Dan krayon dan buku mewarnai agar si kecil bebas mengekspresikan dirinya.

Usia Balita

Usia 3 - 5 tahun

Ketika si kecil sudah mulai cakap melakukan banyak hal, jangan langsung puas. Berusahalah agar kemampuannya selalu berkembang dari waktu ke waktu. Untuk itu, pilihlah mainan yang dapat merangsang daya pikirnya dan meningkatkan keterampilan saat mereka bersekolah kelak.

Berikut adalah berbagai mainan yang sesuai:

  1. Buku mewarnai dan krayon.
  2. Balok mainan, puzzle yang lebih rumit, huruf dan angka.
  3. Bermain kostum seperti kostum petugas pemadam kebakaran, kostum Polisi, kostum astronot, kostum petani dan sebagainya.
  4. Bermain profesi. Balita sangat suka meniru sesuatu beserta kegiatannya. Seperti peran menjadi dokter, menjadi petugas kebun binatang, atau menjadi ibu guru. Tentu saja lengkap dengan mengenakan kaca mata, membawa buku, atau stetoskop untuk memeriksa pasien.
  5. Bermain peran. Semisal bermain menjadi petani sayur-sayuran atau pedagang sayuran untuk melatih imajinasinya agar berkembang dengan baik.

Mainan yang Harus Dihindari

Dalam kegiatan bermain, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pendidik ataupun pengasuh. Termasuk juga bagi Anda sendiri. Yakni, kewaspadaan Anda terhadap beberapa jenis mainan yang harus dihindari.

Kebijakan untuk menghindari jenis mainan tertentu, tentu saja berkenaan dengan masalah keselamatan anak, kenyamanan anak, dan tanggung jawab orang dewasa bagi balita.

Beberapa jenis mainan yang harus dihindari tersebut adalah:

  • Mainan yang berbahaya, seperti mainan yang mengandung zat-zat berbahaya bagi anak. Contohnya: plastisin dengan aroma kuat (membahayakan pernapasan anak), cat minyak (menyebabkan iritasi pada kulit anak).
  • Menembakkan benda kecil ke udara. Hal ini sungguh sangat tidak disarankan. Karena ada kemungkinan dapat melukai anak atau dilukai oleh mainan tersebut (karena dapat mencederai mata, dan sebagainya).
  • Menggunakan tali panjang. Karena, bisa membuat anak tersandung tali.
  • Mudah pecah dan tajam. Contoh: mangkuk yang terbuat dari beling (bila jatuh bisa melukai anak). Atau mainan panah-panahan (ujung tajamnya bisa menusuk atau terkena mata).
  • Mainan yang terlampau kecil bentuknya. Anak senang sekali bereksperimen terhadap dirinya. Memberi mereka mainan yang terlampau kecil, ada kemungkinan membahayakan. Karena anak senang memasukkan benda-benda kecil ke dalam mulut atau lubang hidung.
  • Mainan yang tidak stabil. Sebagai contoh: sepatu roda (dapat menggelincirkan anak), kuda kayu (dapat menjatuhkan anak), atau mainan jungkat-jungkit (anak dapat terjepit kakinya).

Mainan yang Disarankan

Sebaliknya, selain ada jenis mainan yang dihindari maka ada pula mainan yang disarankan. Secara garis besar jenis mainan tersebut harus memenuhi beberapa syarat berikut ini:

  • Mainan terbuat dari bahan yang lembut. Contoh bola dari karet jangan kulit, matras terbuat dari bahan karet bukan kayu, dan sebagainya.
  • Mainan yang cukup besar bentuknya, bagi anak batita. Sebagai contoh: bola plastic yang besar bagi batita. Karena refleksi daya genggam batita belum terlatih maka sulit untuk menggenggam benda atau bola yang lebih kecil. Jauh lebih mudah memegang bola plastik yang agak besar.
  • Mainan yang sarat muatan pendidikan (edukatif). Istilah learning by playing memang patut diterapkan dalam hal bermain ini. Beberapa contoh mainan seperti ini adalah: balok-balok penyerupa bentuk dan warna, dan sebagainya.
  • Mainan yang memiliki kapasitas aman dan nyaman bagi anak. Contohnya adalah mainan balita berupa gelang-gelang holahop.

Demikian semoga berguna!

Tolong di SHARE :
Tweet
Loading...
Artikel Terkait
  • Kebutuhan Nutrisi Anak untuk Pertumbuhan Anak - ANNEAHIRA.COM
  • Kebutuhan Nutrisi Balita Anda - ANNEAHIRA.COM
  • Makanan Selingan Balita
Loading...


Beranda | Privacy