logo anne ahira
AnneAhira.com    Referensi    Ilmu Sosial    Ilmu Sejarah
Loading...

Sejarah Berdirinya Museum Batik Jakarta


Loading...

Ilustrasi Museum Batik Jakarta

Pernahkah Anda mengunjungi Museum batik Jakarta? Museum batik yang terdapat di Jakarta, sudah cukup lama berdiri. Di dalam museum batik ini, Anda akan melihat berbagai macam koleksi batik yang ada sejak zaman dulu hingga sekarang. Batik merupakan warisan asli dari nenek moyang Indonesia.

Sejak 2 Oktober 2009, UNESCO telah menetapkan batik sebagai warisan budaya asli Indonesia. Oleh karena itu, dibuatlah museum batik yang berlokasi di Jakarta. Museum batik akan memberikan dampak yang positif terhadap tekstil tradisional asli milik negara Indonesia.

Sejarah Berdirinya Museum Batik Jakarta

Museum batik yang berlokasi di Jakarta yang terletak pada daerah Tanah Abang, tepatnya di Jalan Aipda K. S. Tubun no. 4 Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Barat 11420. Sebelum didirikan, museum batik yang terdapat pada Jakarta, bangunan ini dulu dinamakan dengan Indische Woonhuis atau Asrama Pegawai Departemen Sosial. Setelah itu, berubah nama menjadi museum tekstil, yang telah menjadi milik pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Istilah lain dari Museum Batik adalah Museum Tekstil.

Museum Tekstil yang berlokasi di Jakarta merupakan museum yang dilindungi oleh undang-undang. Museum tekstil ini merupakan salah satu objek wisata yang bisa dikunjungi oleh khalayak umum. Museum tekstil menempati gedung tua, yang dilindungi oleh pemerintah serta memiliki nilai sejarah dari peninggalan zaman kolonial.

Pada abad ke-19, awal mula berdirinya gedung ini yaitu berawal dari rumah pribadi dari seorang warga negara Perancis yang pada akhirnya gedung ini kemudian dijual kepada Konsul Turki. Selanjutnya pada 1942, rumah yang bergaya kolonial ini, kemudian beralih kepemilikan kepada Karel Christian Crucq.

Selanjutnya, gedung ini menjadi markas BKR, ketika Jakarta sedang memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Selanjutnya, pada 1947, gedung ini secara berturut-turut dijadikan sebagai tempat tinggal oleh Lie Sion Phin setelah masa revolusi berakhir, lalu beralih menjadi Departemen Sosial. Gedung yang bersejarah ini, akhirnya diresmikan menjadi museum tekstil hingga sampai sekarang.

Awal mula tujuan didirikan museum tekstil dikarenakan untuk mempertahankan tekstil tradisional nusantara, agar tidak digeser oleh tekstil modern yang pada saat itu sedang booming. Gagasan munculnya ide untuk mendirikan museum tekstil ini muncul pada 1975, yang diprakarsai oleh WASTRAPREMA, yaitu Kelompok Pecinta Kain Tradisional Indonesia, serta Dirjen Tekstil Departemen Perindustrian, yaitu Bapak Ir. Safioen.

Gagasan ini kemudian mendapatkan dukungan yang positif dari berbagai pihak, bahkan Bapak Ali Sadikin yang merupakan Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, juga sangat mendukung dan mau untuk menyediakan tempat untuk berdirinya museum tekstil.

Akhirnya, tempat yang disediakan sebagai museum tekstil beralamatkan pada gedung yang berlokasi di Jl. KS Tubun No. 4 Petamburan, Jakarta Barat. Gedung yang memiliki sejarah dan bergaya kolonial zaman dulu. Hingga pada akhirnya, gagasan yang tadinya hanya sebuah ide, berubah menjadi kenyataan.

Pada 28 Juni 1976, telah resmi didirikannya Museum Tekstil Jakarta. Museum Tekstil yang berlokasi di Jakarta diresmikan oleh ibu negara pada saat itu, yaitu Ibu Tien Soeharto yang disaksikan oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Bapak Ali Sadikin.

Museum Tekstil mendapatkan respon yang baik bagi masyarakat. Museum tersebut dapat dijadikan sebagai tempat untuk berbagai acara pertemuan dan kegiatan yang berkaitan dengan sejarah kain tradisional yang dijadikan sebagai citra bangsa. Di museum ini banyak tersimpan tekstil tradisional yang masih dijaga keasliannya.

Karena begitu pentingnya Museum Tekstil ini, maka pada 1998 pemerintah daerah DKI Jakarta melakukan perluasan Museum Tekstil ke sebelah timur serta menjadikan museum ini sebagai sarana penunjang kegiatan untuk menampung segala aspirasi dan partisipasi masyarakat.

Hal tersebeut ikut turut dalam mengembangkan tekstil kontemporer yang telah berkembang pesat di Indonesia. Inilah yang akhirnya, menjadikan museum tersebut diberi nama Galeri Tekstil Kontemporer.

Selanjutnya, pada 21 November 2000, gedung II diresmikan dengan dibukanya acara perdana tentang kegiatan pameran koleksi batik Iwan Tirta, yang telah berkerja sama antara Museum Tekstil dengan Yayasan Mitra Museum Indonesia dan Wastraprema.

Selain telah diselenggarakan pameran batik, gedung yang baru saja diresmikan tersebut juga telah berturut-turut pernah diselenggarakan kegiatan-kegiatan penting yang telah bekerja sama dengan lembaga-lembaga penting, seperti PPIA (Perhimpunan Persahabatan Indonesia -Amerika), kemudian bekerja sama dengan Pusat Kebudayaan Meksiko, Pusat Kebudayaan Perancis, serta bekerja sama dengan beberapa lembaga yang lain maupun kelompok masyarakat yang lain.

Pertama kali museum telah mengoleksi 500 koleksi tekstil tradisional yang diperoleh dari sumbangan Wastraprema, kemudian Dinas Museum dan sejarah atau Dinas Kebudayaan dan permuseuman atau Dinas Museum dan Pemugaran telah membeli koleksi tekstil tradisonal, yang akhirnya koleksi di Museum Batik semakin bertambah.

Selain itu, masyarakat sekitar juga turut memberikan partisipasi untuk menyumbang beberapa koleksi. Dari beberapa sumbangan yang sudah dikumpulkan. Pada saat ini, Museum Batik memiliki jumlah koleksi sebanyak 1914 buah.

Sejarah Batik dalam Museum Batik Jakarta

Koleksi yang terdapat pada museum tekstil di Jakarta salah satunya adalah batik. Tentunya Anda sudah familiar sekali dengan kain tradisional ini. Batik berasal dari istilah bahasa jawa yaitu amba yang artinya menulis dan titik. Gambar batik dibuat dari bahan yang disebut dengan malam yang digambarkan di atas kain, dengan tujuan untuk menahan masuknya bahan pewarna. Batik hadir dengan memiliki corak warna yang mewakili ciri khas akan zaman yang terjadi pada saat itu.

Zaman yang berawal dari kerajaan Mataram Hindu hingga datangnya para pedagang Cina, India, Arab, kemudian datang lagi sekelompok pedagang yang berasal dari Eropa. Akhirnya, sampai berdirinya kerajaan Mataram Islam hingga didirikan keraton yang berasal dari Yogyakarta dan Surakarta, saat itulah terdapat batik hingga sampai saat ini, batik semakin berkembang.

Sejarah perkembangan batik dimulai pada abad 17. Batik berasal dari zaman nenek moyang yang telah dilukis dan ditulis di atas daun lontar. Batik yang ditulis pada daun tersebut, motifnya masih sederhana, yaitu masih dalam bentuk tanaman dan hewan. Setelah itu, lama kelamaan motif batik mengalami perkembangan menjadi lebih beragam, yaitu motif abstrak yang mirip dengan awan, wayang, dan relief candi yang digambarkan di atas kain putih hasil kreasi dari menenun sendiri.

Setelah bagian motif batik telah mengalami perkembangan, selanjutnya bahan-bahan yang digunakan untuk melakukan pewarnaan batik. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat warna dalam pembuatan batik berasal dari tanaman asli Indonesia. Tanaman yang bisa dijadikan sebagai warna yaitu misal seperti pohon mengkudu, soga, dan nila. Lalu, bahan dari garam, yaitu tanah lumpur, sedangkan bahan sodanya berasal dari soda abu.

Setelah akhir abad 18 atau awal abad 19, batik mulai berkembang dan semakin meluas. Dengan produk batik tulis yang diproduksi dan dikenal hingga sampai awal abad 20. Kemudian, pada 1920, batik cap mulai dikenal oleh masyarakat, pada saat bertepatan dengan berakhirnya perang dunia yang pertama.

Pakaian batik pada zaman dulu hanya dikhususkan untuk kalangan keluarga kerajaan Indonesia dan keraton. Hingga saat ini, batik sangat digemari oleh semua kalangan. Biasanya, batik dipakai untuk menghadiri acara-acara penting. Batik sampai saat ini sudah mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Demikian informasi mengenai Museum Batik Jakarta hingga sejarah terbentuknya batik. Semoga informasi tentang museum batik dapat menambah wawasan Anda.

Tolong di SHARE :
Tweet
Loading...
Artikel Terkait
  • Sejarah Bhineka Tunggal Ika – Pemersatu Bangsa Indonesia
  • Mengenal Sejarah Pahlawan Nasional
  • Artikel Sumpah Pemuda 1928 - Sunario dan AR Baswedan
  • Peradaban Romawi dan Sistem Pemerintahannya
  • Menelusuri Sejarah Uang Rupiah
  • Kaum Muda Sebagai Tokoh Penting Kemerdekaan
  • Mengenal Sejarah Yahudi dan Para Penganutnya - ANNEAHIRA.COM
  • Sejarah Benua Atlantis: Tetap Sebuah Misteri
  • Mengenal Sejarah Kerajaan Kediri Lengkap
  • Perang Bubat Versi Jawa
  • Bukti Peninggalan Kerajaan Demak
  • Sejarah Bali Pun Berkaitan dengan Ekspedisi Gajah Mada
  • Menelusuri Sejarah Titanic
  • Kisah Kerajaan Majapahit
  • Peradaban Atlantis dan Implikasinya Bagi Indonesia
Loading...


Beranda | Privacy