logo anne ahira
AnneAhira.com    Kesehatan    Gaya Hidup Sehat    Kebersihan Tubuh
Loading...

Waspadai Berbagai Penyakit Kurang Gizi - ANNEAHIRA.COM


Loading...

Ilustrasi penyakit kurang gizi

Kurang gizi atau malnutrisi dapat menimpa manusia usia berapa pun yang gaya hidup dan asupan makanannya kurang bergizi dan beragam. Kurang gizi jika sudah parah akan menyebabkan penyakit kurang gizi. Ada banyak macam penyakit yang bisa diderita akibat kurang gizi. Sebelum memahami lebih jauh tentang penyakit akibat kurang gizi, lebih baik pahami dahulu definisi gizi dan kurang gizi.

Gizi adalah nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Secara garis besar, yang dimaksud dengan gizi terdiri dari vitamin, kalori, protein, dan mineral. Keempat itulah zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berkembang secara sehat dan maksimal. Kurang gizi berarti kurangnya asupan zat-zat tersebut.

Penyebab Penyakit Kurang Gizi

Pada dasarnya, kelebihan maupun kekurangan gizi disebabkan oleh hal yang sama, yakni ketidakseimbangan asupan. Penyebab kurang gizi secara garis besar terbagi dua, yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung adalah adanya ketidaksesuaian asupan gizi dengan jumlah gizi yang dibutuhkan karena masalah ekonomi. Akibatnya, tubuh menjadi lebih kurus dan mudah terserang penyakit. Ini sering terjadi pada bayi dan balita.

Sementara itu, penyebab tidak langsung dari kurang gizi adalah sebagai berikut:

  • Kurangnya pengetahuan tentang hubungan makanan dengan kesehatan tubuh. Ini sering terjadi pada kalangan ekonomi mampu (sejahtera) yang tidak menghidangkan makanan yang gizinya mencukupi.

  • Kepercayaan terhadap mitos atau prasangka atas jenis makanan tertentu, bahwa suatu jenis makanan tidak baik dikonsumsi karena tabu, padahal sebenarnya sangat bergizi. Ini biasanya terjadi di masyarakat pedesaan berpendidikan rendah.

  • Faddisme makanan, yakni sifat terlalu suka terhadap suatu jenis makanan, sehingga ia terus menerus memakan makanan tersebut tanpa diselingi atau didampingi makanan lain. Akibatnya kebutuhan gizi tidak terpenuhi . Ini sering terjadi di masyarakat perkotaan yang banyak mengonsumsi junk food.

  • Keinginan untuk menghemat anggaran makanan keluarga. Karena ingin berhemat, sang ibu membeli makanan-makanan murah tanpa mementingkan nilai gizinya.

  • Jarak kelahiran yang terlalu dekat. Idealnya, seorang bayi disusui sampai usia 2 tahun. Jika sebelum 2 tahun ibunya sudah  mengandung lagi, kebutuhannya akan ASI tidak akan terpenuhi. Padahal ASI adalah sumber gizi utama bagi bayi.

Macam-Macam Penyakit Kurang Gizi

Seperti telah dipaparkan di atas, gizi terdiri dari vitamin, kalori, protein, dan mineral. Kekurangan satu jenis zat tersebut menyebabkan penyakit yang berbeda-beda. Jika seseorang kekurangan beberapa zat sekaligus, otomatis ia akan menderita berbagai jenis penyakit kurang gizi sekaligus.

1. Penyakit akibat kekurangan vitamin

  • Kekurangan vitamin A menyebabkan kebutaan, lelah berlebihan, radang mata, kulit kasar, gangguan jaringan saluran pencernaan dan pernapasan.

  • Kekurangan vitamin B1:beri-beri, kerusakan jantung, peradangan saraf, depresi, badan lemah, odema meluas.

  • Kekurangan vitamin B2: radang di mulut, bibir, lidah, kulit, mata, dan bagian-bagian tubuh lainnya.

  • Kekurangan vitamin B3: kehilangan nafsu makan, kejang otot, radang saluran pernapasan, gangguan pencernaan, dan gangguan saraf.

  • Kekurangan vitamin B6: radang kulit, anemia, dan depresi.

  • Kekurangan vitamin B7: sakit otot, radang kulit, dan anemia.

  • Kekurangan vitamin B11: radang lidah, diare, anemia, pematangan eritrosit gagal, dan lesu.

  • Kekurangan vitamin B12: anemia, sakit bernapas, radang dan degenerasi saraf, dan mudah lelah.

  • Kekurangan vitamin C: kurang permeabelnya dinding pembuluh darah, pendarahan, radang gusi, mudah marah, mudah lelah, rusaknya sel endotel, dan berkurangnya nafsu makan.

  • Kekurangan vitamin D: osteomalasia pada orang dewasa dan rakhitis pada bayi.

  • Kekurangan vitamin E: pecahnya sel-sel darah merah dan tertimbunnya lemak di otot.

  • Kekurangan vitamin K: darah membeku, lambatnya proses penyembuhan luka, dan pendarahan.

2. Penyakit akibat kekurangan kalori dan protein (KKP)

Ada dua jenis penyakit berat akibat kekurangan protein dan kalori, yakni kwashiorkor dan marasmus. Mereka yang menderita kwashiorkor menunjukkan gejala pembengkakan pada tumit dan kaki karena bertumpuknya cairan, gangguan pertumbuhan berat dan tinggi badan, otot tubuh lemah dan tidak berkembang dengan maksimal, hilang nafsu makan, serta kejiwaan menjadi buruk (mudah marah, cengeng, lemah).

Sementara itu mereka yang menderita marasmus menunjukkan gejala mengecilnya otot-otot, berat badan berkurang sampai 60%, ketiadaan lapisan lemak di bawah kulit, wajah lebih tua dari usia sesungguhnya, dan sering diare. Marasmus biasanya terjadi akibat kelaparan berkepanjangan.

3. Penyakit akibat kekurangan mineral

  • Kekurangan natrium: mudah lelah, kejang otot, dan gangguan jantung.

  • Kekurangan kalium: otot lemah, gangguan pada pernapasan dan denyut jantung.

  • Kekurangan kalsium: tulang dan gigi rapuh, lambatnya pembekuan darah, lambatnya pertumbuhan, dan kejang otot.

  • Kekurangan fosfor: hilang nafsu makan, sakit tulang, tulang dan gigi rapuh, mudah lesu, dan rakhitis.

  • Kekurangan magnesium: gangguan emosi dan mental, gangguan otot, rusaknya ginjal dan jantung, dan kehilangan kontrol atas otot.

  • Kekurangan klor: lesu, rambut dan gigi rapuh, gangguan pencernaan.

  • Kekurangan zat besi: mudah pusing, anemia, lesu, dan kulit pucat.

  • Kekurangan yodium: penyakit gondok dan pada anak-anak biasanya terjadi kemunduran fisik dan mental.

  • Kekurangan seng: lambat penyembuhan luka, pertumbuhan terhambat (kerdil), anemia, indra penciuman dan pengecapan kurang tajam.

  • Kekurangan flour: gigi yang rusak berat.

  • Kekurangan tembaga: gangguan tulang dan saraf, anemia, kulit luka-luka.

Kelompok yang Rentan Terjangkit Penyakit Kurang Gizi

Penyakit kurang gizi dapat menimpa siapa saja. Hanya saja ada beberapa kelompok usia yang sangat rentan kekurangan gizi. Kelompok yang paling utama adalah bayi dan balita. Sebab, pada usia tersebut pertumbuhan tubuh membutuhkan gizi yang banyak. Selain pada bayi dan usia balita, rentan gizi pun sering dialami pada anak usia sekolah dan anak yang memasuki usia remaja.

1. Kelompok Bayi

Kebutuhan bayi akan zat-zat gizi adalah yang paling tinggi karena bayi sedang dalam periode pertumbuhan yang sangat pesat. Bayi sehat yang dilahirkan dengan berat badan cukup, sekitar 2,5 – 3,5 kg, akan mencapai kelipatan berat badannya dalam waktu enam bulan.

Makanan bayi yang alamiah adalah ASI (Air Susu Ibu). Tidaklah benar kalau ada yang menyamakan susu kaleng cair maupun bubuk sama baiknya dengan ASI. Jenis susu buatan manusia tersebut tidak akan dapat menyamai kualitas ASI.

Salah satu sifat yang tidak pernah akan terdapat pada susu kaleng ialah adanya kandungan immunoglobulin yang memberi daya tahan (pertahanan tubuh) kepada bayi, berasal dari tubuh ibunya. Kekurangan gizi pada bayi dapat menyebabkan lambat pertumbuhan dan mudah terserang berbagai penyakit lainnya karena daya tahan tubuh yang lemah.

2. Anak BALITA (Bawah Lima Tahun)

Anak balita juga merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap Kg berat badannya. Anak BALITA ini justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi.

Beberapa kondisi dan anggapan orang tua dan masyarakat justru merugikan penyediaan makanan bagi kelompok BALITA ini, di antaranya anak usia balita sering mulai diabaikan kebutuhan gizinya oleh ibunya. Apalagi si ibu berstatus sebagai karyawan/ pekerja kantoran yang setiap hari harus meninggalkan anak-anaknya.

Kondisi ini mengabaikan kebutuhan gizi anak. Misalnya, anak kekurangan vitamin A, akan mengakibatkan hypovitaminosis. Hypovitaminosis salah satu masalah gizi yang umumnya terjadi di daerah tropik dan subtropik. Sekelompok orang yang mengalami Hypovitaminosis biasanya mempunyai kadar serum retinol yang rendah.  

Kekurangan vitamin A tingkat berat disebut sebagai penyakit, penyakitnya dikenal dengan sebutan xeropthalmia. Penyakit ini biasanya dihubungkan dengan kondisi kurang gizi, dan dibeberapa negara, terjadi bersamaan dengan marasmus dan kwashiorkor.

Pada xeropthalmia terjadi kehilangan sekresi pelindung mata. Mata menjadi kering, kornea, yang merupakan pelindung mata bagian luar juga kering dan kehilangan kepekaannya. Selanjutnya akan tampak kasar dan terjadi bisul. Xeroptalmia dapat dilihat sebelum terjadinya kerusakan yang sangat berat.  

3. Kelompok Anak Sekolah

Kelompok anak sekolah pada umumnya mempunyai kondisi gizi yang lebih dari kelompok BALITA. Meskipun demikian, masih terdapat berbagai kondisi gizi anak sekolah yang tidak memuaskan, misalnya berat badan yang kurang, kekuarangan zat besi, dan kekurangan vitamin C. Sebenarnya kelompok anak sekolah ini merupakan kelompok yang mudah menerima upaya pendidikan gizi melalui sekolahnya, dan dapat dipergunakan untuk mempengaruhi pendapat keluarga mengenai hal ini.

4. Kelompok Remaja

Kelompok remaja juga menunjukkan fase pertumbuhan yang pesat yang disebut adolescence growth spurt sehingga memerlukan zayt-zat gizi yang relatif besar jumlahnya. Jika  konsumsi berbagai sumber gizi tidak ditingkatkan, mungkin terjadi kekurangan relatif terutama vitamin. kekurangan sumber energi akan menyebabkan anak-anak kelompok remaja ini berbadan langsing, bahkan kurus. Jangan sampai anak usia remaja mengalami penyakit kurang gizi.

Tolong di SHARE :
Tweet
Loading...
Artikel Terkait
  • TIA, Sang Stroke Sementara
  • Sakit Gigi, Bukan Karena Ulat!
  • Cara Perawatan Tubuh yang Seimbang - Fisik dan Nonfisik - ANNEAHIRA.CO
  • Cara Alami Menghilangkan Bau Badan
  • Macam-macam Penyakit pada Pencernaan
  • Manfaat Menjaga Kebersihan Tubuh
  • Saat Kencing Terasa Sakit
  • Penyakit Amandel pada Orang Dewasa
  • Alas Kaki, Cacing Perut, dan Gaya Hidup Sehat
  • Sabun Anti Bakteri Belum Sepenuhnya Aman Dipakai
  • Gejala dan Pencegahan Alergi pada Kulit
  • Penanggulangan Penyakit Kaki Gajah - ANNEAHIRA.COM
  • Kupas Tuntas Penyebab Penyakit Amandel dan Penanganannya
  • PENYEBAB JERAWAT DI WAJAH DAN CARA MENGATASINYA
  • Penyakit Amandel pada Anak
Loading...


Beranda | Privacy