Perang Salib
Perang Salib merupakan kumpulan gelombang pertikaian agama bersenjata yang dimulai oleh kaum Kristiani pada 1095-1291. Pertikaian ini biasanya dilakukan dengan restu Paus atas nama agama Kristen. Tujuannya cukup celas, yaitu kembali menguasai Yerusalem dan Tanah Suci dari kekuasaan umat Muslim.
Di balik kegentingan Perang Salib, terdapat fakta-fakta menarik yang melibatkan Raja Richard, permaisurinya, dan Sultan Saladin. Berikut ini adalah fakta-fakta menarik, bahkan terbilang konyol, di balik peristiwa perebutan Yerusalem dan Tanah Suci tersebut.
1. Raja Inggris Tidak Bisa Berbahasa Inggris
Tahukah Anda bahwa Richard yang terkenal sebagai Raja Inggris ternyata tidak bisa berbahasa Inggris? Fakta ini memang terbilang konyol, tetapi alasannya cukup masuk akal. Ternyata, Sang Raja hanya numpang lahir di Inggris dan sejak kecil ia tinggal di Prancis. Kabarnya, Sang Raja lebih pandai berbahasa Arab daripada bahasa negara yang dipimpinnya, Inggris.
Richard the Lion heart, yang terkenal sebagai Raja Inggris, dan konyolnya beliau tidak bisa bahasa inggris. Karena sejak kecil dia selalu berada di Prancis. Dia cuma numpang lahir di Inggris. Bahkan konon, beliau lebih mahir bahasa Arab daripada bahasa Inggris.Raja Richard berada di Inggris dalam masa pemerintahannya hanya selama 11 bulan. Permaisurinya, Queen Berengaria of Navarre, malah tidak pernah ke Inggris sama sekali. Oleh karena itu Richard juga dikenal sebagai “The Absent King”.
2. Permaisuri Raja Inggris Tidak Pernah ke Inggris
Dalam masa pemerintahannya, Raja Richard hanya berada di Inggris selama 11 bulan. Bahkan, permaisurinya, Queen Berengaria of Navarre, tidak pernah sekali pun menginjakkan kaki di Inggris. Oleh sebab itu, Richard dikenal sebagai “The Absent King” atau raja yang tidak pernah hadir. Dengan fakta - fakta mengenai raja Inggris Richard ini, membuktikan bahwa seorang raja tidak selalu mengetahui daerah yang jadi kekuasaannya.
3. Raja Richard Tidak Mempercayai Rekan Ekspedisinya
Raja Richard sangat tidak percaya terhadap motivasi rekannya yang sama-sama berperan dalam ekspedisi Perang Salib. Saking tidak percaya, Raja Richard pernah berkata bahwa ia lebih rela Yerusalem dipimpin oleh seorang Muslim yang bijak serta berjiwa ksatria daripada jatuh dalam kekuasaan baron Eropa yang hanya mengejar kekayaan pribadi.
4. Raja Richard Memimpin Pasukan Tombak
Ketika terjadi pertempuran di Jaffa dan pasukan kavaleri Tentara Salib tengah kelelahan, Richard memimpin pasukan tombak untuk melawan kaum Muslim. Sultan Saladin pun nyaris berada di sisi Sang Raja dengan penuh kekaguman. Ketika melihat kuda Richard terjatuh di bawahnya, Saladin segera memerintah tukang kudanya agar mengirim 2 ekor kuda ke medan pertempuran untuk Raja Inggris pemberani itu.
5. Raja Richard Menyamar dan Makan Malam Bersama Saladin
Richard pernah memasuki Yerusalem dengan melakukan penyamaran. Richard pun sempat makan malam bersama Saladin. Mereka berdua benar-benar sangat akur dan bersikap ramah. Richard, bahkan, pernah menanyakan pendapat Saladin tentang Raja Inggris. Sang Sultan menjawab bahwa Sang Raja lebih unggul dalam hal keberanian sebagai ksatria.
Akan tetapi, Saladin menambahkan bahwa Raja Inggris itu kadang terlalu gegabah dalam pertempuran. Padahal, Sang Raja memiliki modal keberanian yang dapat dimanfaatkan. Sementara itu, Richard menilai Saladin sebagai seorang yang terlalu moderat dalam memperkuat nilai-nilai keksatriaan. Bahkan, dalam medan tempur.
6. Richard Membunuh Panglima Perang Saladin
Richard pernah membunuh salah satu panglima perang Sultan Saladin. Pembunuhan itu dilakukan karena panglima perang telah memberontak. Richard, bahkan, menyerahkan kepala panglima perang itu pada Saladin seraya berkata bahwa ia tidak ingin panglima perang mengacaukan “permainan” kecilnya dengan Saladin. Richard dan Saladin pun bertempur dengan sengit keesokan harinya.
7. Richard Menyuruh Saladin Mengasah Pedang
Ketika tengah bertempur di perang salib, Richard melihat pedang Saladin sudah tumpul. Tanpa diduga, Richard menghentikan peperangan hari itu guna memberikan kesempatan bagi Saladin untuk mengasah pedangnya.
8. Dokter Terbaik Saladin Mengobati Richard
Suatu hari, Saladin mendengar kabar bahwa Richard tengah sakit keras. Dengan segera, Sang Sultan mengirimkan dokter terbaiknya untuk mengobati Raja Inggris itu. Sungguh pemimpin yang berakhlak terpuji!
Itulah fakta-fakta menarik di balik peristiwa Perang Salib, terutama yang melibatkan Raja Richard dan Sultan Saladin. Dua orang pemimpin sebagai perwakilan dua kaum yang tengah bertikai, namun terkesan akur dan saling peduli.
Selain ke delapan fakta mengenai perang salib di atas, ada pula fakta - fakta yang terjadi pada peristiwa perang salib tersebut. Berikut adalah fakta - fakta di balik perang salib tersebut :
- Orang Eropa pada awalnya menyebut orang Muslim sebagai Barbarian, tetapi akibat kontak yang intensif dari perang salib, Lambat laun mereka menyadari bahwa yang barbar sesungguhnya adalah mereka. Jika ditilik dari tingginya peradaban budaya dan ilmu kaum muslimin saat itu.
- Menurut catatan sejarah, pada saat perang salib, semua wanita dan pelacur di usir keluar dari kamp crusaders. Seluruh crusaders harus suci secara jasmaniah, bebas dari nafsu. Tapi ada satu grup wanita yg bebas keluar masuk camp crusaders yaitu tukang cuci baju. Sampai-sampai Richard The Lion Heart juga rela membayar ransum buat para tukang cuci itu
- Ketika Frederick Barbarossa (kakek kaisar Frederik II) meninggal pada ekspedisi perang salib III, banyak ksatrianya yang menganggap bahwa ini adalah kehendak Tuhan dan banyak yang bergabung dengan kaum muslim. Lalu yang tersisa membawa jasad Barbarossa menuju ke Yerusalem dengan anggapan nanti Barbarosa akan terlahir kembali.
- Frederick II Kaisar Jerman, punya hubungan khusus dengan Sultan Malik dari Mesir di perang salib V. Beliau merasa di jaman itu dijaman dark ages, satu-satunya yang sebanding dengan dia di masalah budaya dan personality adalah pangeran-pangeran dari kerajaan muslim. Oleh karena itu gaya hidupnya agak nyentrik dia berpoligami, padahal seorang Katolik tidak demikian.
- Waktu terpaksa harus berpartisipasi dalam perang salib, Frederick II berhasil merebut Jerusalem, Betlehem dan Nazareth tanpa meneteskan setitik darahpun. Walaupun sebenernya dia cuma menyewa ke 3 kota tersebut dari sahabatnya si sultan Malik dari Mesir
- Para Knights umumnya adalah anak para ningrat yang tidak memiliki hak waris. Di masa itu seperti juga para bangsawan dimana saja, kekayaan dan kekuasaan sang ayah hanya diwarisi oleh putra sulungnya, kecuali tingkat raja atau baron kaya dimana putra ke dua hingga ke 3 masih mungkin mewarisi satu county atau estate dengan kastil kecil. Putra-putra yang tidak atau merasa kurang memiliki kekayaan biasanya sejak remaja mengasah diri dengan ketrampilan perang. Mereka kemudian pada usia tertentu (15-16 tahun ) di inagurasi menjadi knight oleh raja atau baron tempat dia mengabdi.
- Ada sebuah aturan yang tidak pernah dilanggar oleh kedua belah pihak sewaktu perang salib. Yaitu Fakta Nobility atau Hukum Chivalry yang berlaku di abad pertengahan bahwa raja tidak boleh membunuh sesama raja. Khususnya apabila tertawan. Salah satu kode etik knights dan para noble adalah mereka pantang membunuh keluarga atau orang2 dari keturunan ningrat yang menyerah/tertawan dalam pertempuran. Akan tetapi khusus buat religius-military Order spt Templar, Hospitaller dan Teutonic dalam perang Salib, peraturan itu tidak berlaku terhadap para noble/ningrat Muslim. Kecuali dalam kondisi khusus atau mendapat spesial order dari pemimpin Crusader yang mendapat mandat langsung dari Paus. Dalam tradisi Arab sendiri, seorang raja pantang membunuh sesama raja. Hal itu yang diterapkan Saladin ketika dia tidak membunuh Guy of Lusignan, raja kerajaan Latin di Yerusalem ketika berhasil memenangkan pertempuran Hattin.
Semoga bermanfaat dan memberi wawasan kita akan sejarah tentangPerang Salib yang terjadi semata - mata perang akan memperebutkan wilayah bukan perang antar agama tersebut!