logo anne ahira
AnneAhira.com    Sosial & Budaya    Sosial    Perubahan Sosial Budaya
Loading...

Memahami Hakikat Perubahan Sosial Budaya pada Masyarakat


Loading...

Ilustrasi perubahan sosial budaya pada masyarakat

Dalam sebuah kelompok sosial, selalu terdapat bagian yang paling kecil serta bagian yang paling besar sehingga membentuk sebuah unit yang utuh. Salah satu kelompok sosial yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa dan negara adalah kelompok masyarakat.

Selama masyarakat ada, akan selalu terjadi perubahan sosial budaya pada masyarakat. Dalam ungkapan lain, dikatakan bahwa yang tidak berubah justru perubahan itu sendiri. Perubahan sosial budaya memiliki arti umum sebagai perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh perubahan geografis, kebudayaan, demografi, inovasi keyakinan, serta hal lain yang dapat menyebabkan masyarakat mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

Selain itu, kondisi sosial dan budaya suatu masyarakat juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah konflik sosial dan budaya yang terjadi di dalam kelompok sosial itu sendiri. Sementara itu, faktor eksternal adalah hal-hal yang datang dari luar yang menyebabkan terjadinya konflik sosial dan budaya pada suatu masyarakat tertentu.

Konflik Sosial Masyarakat

Konflik merupakan fenomena yang sering terjadi dalam masyarakat. Konflik bisa terjadi bukan hanya dalam hubungannya dengan atau dalam masyarakat yang majemuk, tapi juga dengan diri sendiri atau lebih sering disebut sebagai konflik batin.

Weber berpendapat konflik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial. Sementara itu, Simmel berpendapat bahwa terjadinya konflik tidak terelakkan dalam masyarakat. Masyarakat dipandang sebagai struktur sosial yang mencakup proses-proses asosiatif dan disosiatif yang hanya dapat dibedakan secara analisis.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa konflik merupakan pencerminan pertentangan kepentingan dan naluri untuk bermusuhan, sedangkan menurut Ramlan Surbakti, mengingat konflik merupakan gejala yang serba hadir dalam masyarakat, maka konflik tidak mungkin dihilangkan, melainkan hanya dapat diatur mekanisme penyelesaiannya.

Thomas Hobbes, seorang filosof sosial terkemuka abad tujuh belas, berpendapat tentang konflik yang bertolak dari keadaan alamiah masyarakat. Thomas Hobbes menyatakan:

Keadaan alamiah masyarakat manusia senantiasa diliputi oleh rasa takut dan terancam bahaya kematian karena kekerasan. Kehidupan manusia selalu dalam keadaan menyendiri, miskin, penuh kekotoran dan ke- kerasan serta jangka waktu kehidupan pendek. Apabila manusia dibiarkan menanggung nasibnya sendiri, maka manusia akan menjadi korban keinginan merebut kekuasaan dan keuntungan sehingga sebetulnya manusia dikuasai oleh motif-motif untuk memenuhi kepentingan dirinya. Dalam menghadapi situasi yang secara potensial mengembangkan hasrat untuk berperang dan adanya konflik, perlu diciptakan suatu organisasi dan ketertiban sosial yang dapat dipelihara dengan baik.

Konflik bisa ditinjau dari aspek sosial, budaya, dan politik. Konflik sosial bisa diartikan sebagai perjuangan untuk mendapatkan nilai-nilai atau pengakuan status, kekuasaan, dan sumber daya langka.

Tujuan kelompok-kelompok yang berkonflik tidak hanya mendapatkan nilai-nilai yang diinginkan tapi juga menetralkan, melukai, atau mengurangi saingan-saingan mereka.
Konflik bisa terjadi di antara individu dan individu, antara individu dan organisasi atau kelompok, antara organisasi yang satu dengan organisasi yang lain, dan dalam komponen sebuah organisasi atau kelompok.

Konflik Budaya dalam Kelompok Sosial

salah seorang pakar budaya mengatakan bahwa secara intrinsik, budaya bersifat nasional, sedangkan peradaban bukanlah suatu perkembangan dari budaya; melainkan perobohan budaya nasional itu sendiri. Perbedaan kedua hal tersebut merupakan pengalaman budaya yang jika terus dikotomikan akan memunculkan konflik.

Oleh karena itu, adanya akulturasi budaya yang selama ini berlangsung secara lembut dan cepat sebenarnya merupakan faktor utama yang menyebabkan munculnya konflik budaya dalam suatu kelompok sosial masyarakat.

Di satu pihak, mereka menginginkan keutuhan budaya asal yang menumbuhkembangkan diri mereka. Akan tetapi, di lain pihak, ada peradaban yang memaksa mereka untuk bisa berubah dan mengikuti budaya massa yang ada.

Era globalisasi yang serba canggih dan cepat membuat manusia cenderung untuk bersikap individual dan selalu sibuk dengan urusan masing-masing sehingga muncullah pola kehidupan yang berbeda dari pola hidup budaya asal.

Tipe Masyarakat

Berbicara mengenai perubahan sosial budaya pada masyarakat, kita akan mengenal dua tipe masyarakat yang mengalami perubahan ini, yaitu sebagai berikut.

1.    Masyarakat tertutup.
2.    Masyarakat dinamis.

Masyarakat tertutup merupakan masyarakat yang sulit sekali menerima perubahan sosial budaya. Faktor utamanya karena minimnya pendidikan. Biasanya, masyarakat yang dimaksud berada di pedalaman. Misalnya, Papua atau Kalimantan. Perubahan sosial budaya pada masyarakat ini berlangsung lambat sekali. Bahkan, stagnan.

Lain halnya dengan masyarakat tertutup, masyarakat dinamis sangat cepat mengalami perubahan sosial budaya, di samping faktor pendidikan yang relatif lebih tinggi juga mendapat akses informasi yang selalu update (muthakhir) mengenai perubahan sosial budaya sehingga mereka bisa cepat beradaptasi dengan situasi dan kondisi. Masyarakat ini tinggal di kota-kota besar.

Perubahan Sosial Budaya Berdasarkan Waktunya

Perubahan sosial budaya pada masyarakat ditinjau dari waktunya, terbagi dua, yaitu sebagai berikut.

1. Revolusi
Revolusi dikenal dengan perubahan sosial budaya pada masyarakat yang berlangsung cepat, meskipun cepatnya tentu saja relatif. Revolusi dapat terjadi begitu saja tanpa perencanaan sama sekali dan dilakukan dengan kekerasan atau biasa disebut revolusi berdarah. Di sisi lain, revolusi bisa direncanakan sedemikian rupa dan tanpa menggunakan kekerasan sama sekali.

Satu hal yang pasti, revolusi menginginkan perubahan sistem yang sedang berjalan dengan mendobrak dan membangun sistem yang baru seperti ketika mahasiswa menurunkan Soeharto.

2. Evolusi
Sebaliknya, evolusi merupakan perubahan sosial budaya pada masyarakat yang berlangsung lama dan identik dengan seleksi alam. Dalam evolusi, sifat-sifat masyarakat terdahulu masih sangat mungkin diwariskan kepada masyarakat generasi berikutnya meskipun ada beberapa juga yang ditinggalkan.

Setiap perubahan tentunya memiliki keuntungan dan kerugian. Begitu pun, perubahan sosial budaya pada masyarakat. Berikut ini beberapa gambaran keuntungan sekaligus kerugian perubahan sosial budaya.

Keuntungan dan Kerugian dari Perubahan Sosial dan Budaya yang Berlaku di Masyarakat

Berikut adalah beberapa keuntungan yang didapatkan oleh masyarakat dari perubahan sosial dan budaya yang terjadi di lingkungan tersebut.

  • Adanya perubahan sikap. Hal ini terjadi karena terbukanya informasi dan pergaulan dengan masyarakat lain.
  • Adanya sikap disiplin. Hal ini terjadi karena persaingan yang terbuka dan ketat dalam segala bidang. Masyarakat yang akan memenangi persaingan itu tentunya harus memiliki modal disiplin.
  • Adanya peningkatan ilmu pengetahuan. Hal ini terjadi karena rangsangan untuk mendapatkan dan mempelajari ilmu pengetahuan menjadi semakin besar. Tak bisa dipungkiri, semakin baik kualitas pengetahuan masyarakat, kualitas kehidupannya pun akan semakin baik.
  • Adanya peningkatan teknologi. Hal ini terjadi karena majunya ilmu pengetahuan identik dengan majunya teknologi sehingga masyarakat yang maju, mau tak mau, harus melek teknologi, bukan gagap teknologi.
  • Adanya perbaikan bahasa. Hal ini terjadi karena perubahan sosial budaya menuntut adanya perubahan bahasa. Paling tidak, dalam pergaulan, dibutuhkan pengetahuan bahasa Indonesia yang baik dan benar, di samping sangat diharapkan kemampuan bahasa asing yang baik.

Sementara itu, kerugian yang didapatkan dari adanya perubahan sosial dan budaya dalam sistem sosial masyarakat adalah sebagai berikut.

  • Gaya hidup kebarat-baratan karena masih belum bisa memahami hakikat perubahan sosial budaya itu sendiri.
  • Hidup boros. Tak bisa dipungkiri, masyarakat tertentu akan mempunyai sifat konsumtif, terutama dalam membeli barang-barang yang dianggap modern.
  • Keresahan sosial. Karena batas-batas individu menjadi semakin dekat, tingkat kejahatan menjadi semakin rentan dan mengakibatkan keresahan sosial.

 

Tolong di SHARE :
Tweet
Loading...
Artikel Terkait
  • Perubahan Sosial Budaya dalam Masyarakat
  • Pengertian dan Teori Perubahan Sosial
  • Globalisasi dan Konformitas Contoh Perubahan Sosial Budaya di Indonesia
Loading...


Beranda | Privacy