logo anne ahira

AnneAhira.com    Cinta & Persahabatan    Puisi    Puisi Jatuh Cinta

Puisi Jatuh Cinta

Oleh: AnneAhira.com Content Team

Ilustrasi puisi jatuh cinta
 

Puisi Jatuh Cinta tidak selalu diidentikkan dengan jatuh cinta pada satu orang saja. Setelah ini, betapa Cinta akan menunjukkan kepada kita romansa yang dimiliki oleh berbagai keadaan. Puisi jatuh cinta tidak hanya mendayu-dayu dengan kata-kata yang serba bermakna berlebihan, tetapi kita dapat lihat bahwa penyair berbagai generasi di Indonesia menghadirkan perasaan cinta baik terhadap kekasih, bangsa maupun Tuhan.

Beberapa puisi jatuh cinta berikut cukup memberikan kesan bahwa Indonesia adalah negeri dengan peristiwa seribu makna cinta. Cinta yang dikemas dalam bentuk kata-kata, adalah buah karya sepanjang masa. Seperti apa para penyair segala zaman tersebut dapat mewariskan cinta kepada anak-anak negeri Indonesia?

Kumpulan puisi yang akan kita maknai dalam puisi jatuh cinta di bawah ini akan menumbuhkan kembali apa makna cinta bagi mereka dari karya masterpiece seorang penyair.

Doa

Karya: Amir Hamzah

Dengan apakah kubandingkan pertemuan kita, kekasihku?

Dengan senja samar sepoi,

Pada masa purnama meningkat naik,

Setelah menghalaukan panas terik.

Angin malam menghembus lemah,

Menyejuk badan, melambung rasa menanyang pikir,

Membawa angan ke bawah kursimu

Hatiku terang menerima katamu,

Bagai bintang memasang lilinnya.

Kalbuku terbuka menunggu kasihmu,

Bagai sedap-malam menyirak kelopak.

Aduh kekasihku, isi hatiku dengan katamu, penuhi dadaku

Dengan cahayamu, biar bersinar mataku sendu,

Biar berbinar gelakku rayu!

Puisi Jatuh Cinta karya Amir Hamzah ini berjudul Doa. Banyak interpretasi mengenai puisi ini. Isi puisi Amir Hamzah sangat memberikan kekuatan bagi pembacanya. Metafora yang digunakan cukup menggambarkan sebuah perasaan dan keadaan jatuh cinta.

Apabila dilihat dari judulnya, Amir Hamzah seperti ingin mengatakan bahwa rasa bahagianya seperti jatuh cinta ia tanamkan dalam doa. Sementara, doa tersebut dapat diinterpretasikan pada obyek ketuhanan maupun obyek manusia.

Layar Terkembang

Karya: Sutan Takdir Alisyahbana

Kapalku merapat sisi

Danau hilang warna

dingin menunggu rindu basi

esok pagi yang dini,

angin menggoda menggemuruh.

Tulangku panjang

kupasrahkan pada ombak liaryang menyeret nasibku kembali

hingga kedalaman yang entah!

Dan aku terus hanyut

tanpa ada yang menjamin

kepergian ituuntuk kembali

Kau di hulu, nyalakan lentera

sepanjang puncak ubun-ubun

agar terbaca lukisan rindu di keningmu

biar kulupakan saja

sebaiknya kukuburkan sajariwayatku

yang membosankan

Puisi jatuh cinta karya Sutan Takdir Alisyahbana yang berjudul Layar Terkembang ini merupakan sebuah jatuh cinta di keadaan putus asa. Dapat diamati kata-katanya yang terbersit adalah sebuah nada kepesimisan.

Referensi lain juga datang dari sebuah karya sastra lama karya Sutan Takdir Alisyahbana ini, yang berjudul sama, yaitu Layar Terkembang. Namun yang jelas, Sutan Alisyahbana menyertakan kerinduan yang dalam tertuang di dalam sajak-sajak kerinduannya pada karya berjudulLayar Terkembang.

 

Sajak Kecil tentang Cinta

Karya: Sapardi Djoko Damono

mencintai angin

harus menjadi siut

mencintai air

harus menjadi ricik

mencintai gunung

harus menjadi terjal

mencintai api

harus menjadi jilat

mencintai cakrawala

harus menebas jarak

mencintai-Mu

harus menjelma aku

Puisi jatuh cinta diatas adalah gambaran umum tentang kedalaman filosofi cinta. Tidak peduli kita cinta baik dengan manusia, keadaan maupun Tuhan. Puisinya cukup mudah dimengerti, dengan sedikit perenungan.

Puisi Sapardi diatas memberikan sebuah kekayaan material dalam dunia sastra, di mana jika Anda juga pernah mendengarkan musikalisasinya, sangat menghanyutkan dan penyampaian makanya juga mengesankan. Sebagai rekomendasi untuk Anda mendengarkan musikalisasi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul, "Sajak Kecil tentang Cinta".
Berjumpa Pula

Karya: Buya Hamka

Oh kau kiranya, bertemu pula

Setelah 15 tahun kita berpisah

Janganlah gugup. Sudahkah sembuh luka hatimu?

Di aku sudah! Tapi payah aku melipur jejaknya

Parutnya masih berkesan di dadaku

15 tahun, bertemu pula

Setelah kita lalui jalan hidup masing-masing

Maafkan daku. Bersiapakah aku mestinya

Adinda, kekasih, juwita yang pernah kuucapkan di mukamu dulu

Atau dalam surat-surat yang pernah kukirimkan

Tidak ‘kan kuucapkan lagi

Aku takut,Obat lekat pantang terlampau

Kembali penyakit lama–Ah, tidak; Aku mulai tua

15 tahunSudah berapakah anakmuAdakah suamimu sehat saja

Beruntung dalam rumah tangga–Tak usah gugup!

15 tahun

Melihat kau sekarang, kuteringat kau yang dulu

Kau yang ada dalam kenanganku

Kau yang tergambar dalam hatiku

Aku teringat

Mudaku dan mudamu

Semasa kita masih menyangka, alam boleh sekehendak kita

Padahal: Takdir tak mengizinkan kita bertemu

Hidup kita tak dapat dipadu menjadi satu

Kau mengambil jalanmu sendiri – terpaksa atau tidak

Dan aku pun

Mengambil jalanku pula

15 tahunAku telah berjalan, dan berjalan jua

Tapi dalam sudut hatiku, kau telah menjadi pelita yang hidup

Kaulah pelitaku

Tanglongku

Dalam kegelapan malam yang senyap sunyi

Sehingga aku menjadi aku

Walaupun kau tak merasa. Barangkali
15 tahun

Tertawa aku, tertangis aku

Tersenyum tersedu

Mendaki ku menurun

Melereng ku mendatar

Pernah kunaik, pernah kujatuh

Jatuh dan bangkit lagi, lalu berjalan jua

Sahaja mati yang belum kurasai

Sehingga aku menjadi aku

Dan perjumpaan kita, 15 tahun yang telah lalu

Adalah pendorong perjuangan hidupku

Hari ini

Setelah 15 tahun

Kitapun berjumpa pula

Aku dengan engkau

Kau yang sekarang

Maka teringatlah aku. Kau yang dulu

Kalau bukan lantaran kau yang dulu

Tentulah air mataku tidakkan titik ke bumi

Garam hidupku yang kulalui

Air mata itulah yang kususun kembali

Sesudah dia jatuh berderai bagai manik putus pengarang

Kujadikan gubahan buat kau. Kau yang dulu

Sehinggaku menjadi Aku

15 tahun…Alangkah cepatnya putaran zaman

Wahai orang yang sekian lama terlukis di sudut hatiku

Jangan engkau salah terima, Wahai kau yang sekarang

Sekiranya aku melihat tenang. Merenung wajahmu

Izinkanlah sejenak, aku mencari, mencari

Aku ini kehilangan

Dia. Dia akan kucari dalam ruang matamu

Kau yang dulu

Berjalan lurus, dan teruslah

Pikullah kewajiban yang telah ditentukan Tuhan

Buat kau. Dan aku punMeneruskan jalanku pula

Berjalan dan berjalan jua

Mendatar, melereng, mendaki dan menurun

Kau lihat. Rambut putih telah mulai berjuntai di ubun-ubunku

Kau lihat.

Tiga garis telah mulai ada di keningku

Alamat, sengitnya perjuangan yang telah kutempuh dulu dan kuhadapi lagi

Marilah sama-sama, meneruskan perjalanan

Melaksanakan hayat

Jauh… dan jauh lagi

Hanya sebuah harapanku tinggal

Semoga usia sama panjang

Dapat berjumpa pula 15 tahun yang akan datang

Mau atau tidak mauKau… dan aku….

Puisi jatuh cinta dari seorang Buya Hamka. Kedengaran begitu panjang dan sangat dalam. Cinta dengan penuh perjuangan dan memberikan sebuah arti tersendiri bagi pembacanya. Cerita yang ditawarkan oleh Buya Hamka merupakan pemandangan cinta sehari-hari.  Jatuh cinta dengan penuh perjuangan. Melihat lirik yang mewakili isi hati Buya Hamka, begitu menjemukan. 15 tahun menjadi sebuah makan kedalaman cintanya pada seorang yang dicintai oleh Buya Hamka.

Cinta memang banyak membawa keadaan, kisah, bahkan perasaan. Cinta adalah suatu kehidupan itu sendiri. Puisi yang berjudul berjumpa pula pada lintas zaman yang tidak mudah tersebut, dapat menjadi salah satu puisi yang menjadi bahan perenungan.

Taman

Karya Chairil Anwar

Taman punya kita berdua

tak lebar luas, kecil saja

satu tak kehilangan lain dalamnya.

Bagi kau dan aku cukuplah

Taman kembangnya tak berpuluh warna

Padang rumputnya tak berbanding permadani

halus lembut dipijak kaki.

Bagi kita bukan halangan.Karenadalam taman punya berdua
Kau kembang, aku kumbangaku kumbang, kau kembang.Kecil, penuh surya taman kitatempat merenggut dari dunia dan ‘nusia
Chairil Anwar tidak hanya memberikan sajak-sajak semangat api dan perjuangan di era 45. Chairil Anwar juga turut memeriahkan kelas puisi jatuh cinta. Cinta yang ia gambarkan dalam puisi berjudul Taman ini merupakan gambaran sepasang kekasih yang sedang berbunga-bunga.

Taman ini juga mempunyai interpretasi lain, tetapi diksi (pilihan kata) yang digunakan cukuplah dapat Anda baca ketika Anda sedang jatuh cinta.
Itulah beberapa puisi karya penyair segala zaman. Puisi jatuh cinta tersebut, memang merupakan puisi yang masih dapat dieksplorasi kedalaman maknanya. Semoga dapat menjadi sebuah inspirasi bagi Anda yang sedang jatuh cinta. Karena Cinta tidak hanya milik orang yang sedang jatuh cinta saja, tetapi cinta itu milik segala keadaan dan siapapun Anda. Karena cinta itu Universal.

Tolong di SHARE :
Share
Topik Terkait
Puisi Jatuh Cinta
Contoh Puisi Cinta
Daftar Puisi Cinta
Download Puisi Cinta
Kahlil Gibran Puisi Cinta
Kata Kata Puisi Cinta
Khalil Gibran Puisi Cinta
Koleksi Puisi Cinta
Kumpulan Puisi Cinta
Kumpulan Puisi Cinta Kahlil Gibran
Kumpulan Puisi Cinta Romantis
Kumpulan Puisi Puisi Cinta
Puisi Ada Apa Dengan Cinta
Puisi Ayat-Ayat Cinta
Puisi Cinta
Puisi Cinta Bahasa Inggris
Puisi Cinta Buat Kekasih
Puisi Cinta Chairil Anwar
Puisi Cinta Dalam Bahasa Inggris
Puisi Cinta Indonesia
Puisi Cinta Islam
Puisi Cinta Islami
Puisi Cinta Kahlil Gibran
Puisi Cinta Khalil Gibran
Puisi Cinta Lucu
Puisi Cinta Patah Hati
Puisi Cinta Pendek
Puisi Cinta Remaja
Puisi Cinta Romantis
Puisi Cinta Sedih
Puisi Cinta Sejati
Puisi Cinta Singkat
Puisi Cinta Tanah Air
Puisi Cinta Terbaik
Puisi Cinta Terbaru
Puisi Cinta Terindah
Puisi Cinta Ulang Tahun
Puisi Cinta Untuk Kekasih
Puisi Cinta Valentine
Puisi Cinta Yang Romantis
Puisi Putus Cinta
Puisi Romantis
Puisi Romantis Cinta
Puisi Tentang Cinta
Puisi Ungkapan Cinta
Puisi-Puisi Tentang Cinta
Shakespeare

Beranda | Privacy