SCTV Liputan: Aktual, Tajam, dan Terpercaya
Ilustrasi sctv liputan
SCTV Liputan punya program berita televisi yang sudah jadi trademark. Namanya, Liputan 6 SCTV dengan slogan "Aktual, Tajam, dan Terpercaya". SCTV Liputan mulai menyiarkan Liputan 6 SCTV pada 7 November 1994 di Jakarta yang disiarkan sore hari. Karena itulah program berita ini pada awalnya bernama Liputan 6 Sore.
SCTV Liputan dikemas dengan khas dan sedikit santai dan memberi sentuhan yang lain dibanding dengan format program berita televisi yang telah ada sebelumnya seperti Seputar Indonesia dari RCTI atau Berita Nasional dari TVRI.
Selang dua tahun kemudian, SCTV Liputan dengan tajuk berita Liputan 6 Sore secara perlahan mulai menambah jam tayang program berita televisi tersebut sehingga kata-kata sore di akhir acara tersebut sudah tidak relevan lagi. Jadi, pada 1996 nama Liputan 6 Sore berganti nama menjadi Liputan 6 SCTV. Angka 6 pada judul program berita tersebut tetap dipertahankan karena terlanjur jadi trademark, sekalipun penayangannya tidak tepat setiap jam 6, apalagi jam tayang bertambah menjadi empat kali sehari masing-masing pagi, siang, sore, dan malam hari.
Selang dua tahun kemudian, SCTV Liputan dengan Liputan 6 Sore secara perlahan mulai menambah jam tayang. Pada saat yang sama SCTV Liputan pun menambah program berita yang berbahasa Inggris dengan nama News Watch. Sejak awal penayangan, yaitu pada pertengahan 1996, acara berita berbahasa Inggris termasuk acara yang punya rating bagus dengan pembaca berita yang selalu tetap, yaitu Brigita Priscilla, ditayangkan dari Senin sampai Jumat setiap jam 07.00. Namun, dibanding pendahulunya yang kini tetap bernama Liputan 6 SCTV, News Watch tak terus bisa bertahan. Ratingnya pun terus melorot sehingga pada pertengahan 2000, program acara berbahasa Inggris ini pun dihentikan.
Berbicara masalah SCTV Liputan, tak hanya populer dengan Liputan 6 SCTV, tapi sebenarnya ada pula program berita televisi yang memiliki sentuhan dan bobot berbeda dengan penayangan program berita regular. Sebut saja misalnya acara Barometer yang bisa disaksikan pemirsa setiap Rabu pukul 23.00. Lalu, ada Sigi 30 Menit yang berisi sudut pandang redaksi terhadap kasus tertentu. Program berita televisi ini lebih mengetengahkan hasil investigasi, disiarkan setiap hari Rabu jam 01.00. Sementara, untuk program berita yang bobotnya lebih berat pada berita kriminal dan kecelakaan lalu lintas, bisa disaksikan pemirsa setiap hari Senin sampai Minggu kecuali hari Kamis, dari jam 00.00 WIB serta khusus untuk Rabu tayangan ini disiarkan jam 01.30.
Liputan 6 sebagai program dari SCTV Liputan memiliki segmen regional tertentu yang berisi informasi-informasi lokal dan hanya bisa disaksikan di daerah tertentu sesuai dengan nama tayangannya. Acara Liputan 6 SCTV regional ini bisa disaksikan pada akhir atau satu jam terakhir dari segmen acara Liputan 6 Malam. Sejauh ini yang masih menyiarkan Liputan 6 SCTV Regional adalah untuk wilayah Surabaya dan sekitarnya dengan nama Liputan 6 Surabaya. Lalu, ada Liputan 6 Yogyakarta yang tayangannya hanya bisa disaksikan oleh pemirsa yang berada di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, Liputan 6 Bandung hanya bisa disaksikan di wilayah Bandung dan sekitarnya serta untuk wilayah Makassar ada Liputan 6 Makassar.
SCTV Lipuran - Jam Tayang Liputan 6 SCTV
Program berita televisi Liputan 6 SCTV termasuk acara yang awet dan tetap punya penggemar fanatik. Tidak mengherankan bila acara ini dari 2001 sampai sekarang selalu terpilih sebagai Program Berita Televisi Ngetop, salah satu jenis penghargaan dalam acara SCTV Award.
Meskupun berlabel Liputan 6 SCTV, penayangan program berita televisi ini tidak selalu disiarkan jam tepat jam 6. Dari tahun ke tahun, mengalami perubahan. Misalnya saja untuk Liputan 6 Pagi, dari 1 Agustus 1996 – 31 Juli 1997 disiarkan mulai jam 06.00 pagi, tapi dari 1 Agustus 1997 sampai dengan 31 Juli 2005 bergeser lebih pagi menjadi 05.30, dan dari 1 Agustus 2005 – 30 September 2005 kembali disiarkan jam 06.00 pagi.
Kemudian, SCTV Liputan 6 ini berubah jam tayangnya kembali lebih awal, yaitu 05.30 pada periode 1 Oktober 2005 sampai dengan Juli 2006. Bahkan untuk periode 1 Agustus 2006 sampai 31 Juli 2008 SCTV Liputan 6 ini siaran lebih pagi lagi, yaitu dimulai dari 04.30 dan berakhir pada jam 06.00. Mengikuti pola hidup pemirsa setia SCTV, SCTV Liputan ini mulai 1 Agustus 2011 disiarkan semakin lebih pagi, yaitu dari pukul 04.00 dan berakhir jam 05.30.
Kalau Metro TV punya Headline News yang disiarkan setiap jam, maka SCTV Liputan juga punya Liputan 6 Terkini yang disiarkan setiap pukul 10.00, 15.00, 20.00 dan 22.00. Lalu, SCTV Liputan juga punya Liputan 6 Siang yang disiarkan pada pukul 12 siang. Program acara berita ini mulai tayang 24 Agustus 1996 dari jam 12.00-12.30, tapi sempat berubah menjadi satu jam siaran, yaitu periode 1 Agustus 1997-28 April 2002. Namun sejak 29 April 2002, kembali lagi pada format semula, yakni disiarkan dari pukul 12.00-12.30.
Liputan 6 Petang merupakan bagian dari program berita televisi dari SCTV Liputan yang disiarkan pada pukul 6 sore. Namun seperti juga acara Liputan 6 Pagi, program acara berita Liputan 6 Petang ini pun pernah beberapa kali berganti jam tayang dari pukul 17.00 sampai dengan 19.00. Misalnya, periode awal, yakni 20 Mei 1996-31 Juli 1996, acara Liputan 6 Petang ini disiarkan dari 18.30 sampai dengan 19.00, kemudian berubah sampai 19 Mei 2003 menjadi tayang 18.00-19.00.
Untuk periode 20 Mei 2003 sampai 31 Juli 2005, acara ini berubah jam tayangnya kembali menjadi 18.00-18.30. Acara ini disiarkan lebih awal, yakni mulai jam 17.00 pada periode 1 Agustus 2009 sampai 31 Juli 2009, kemudian berubah lagi dari jam 17.30-18.00 untuk periode 1 Agustus 2005-31 Juli 2009. Dan dari 1 Agustus 2011 acara Liputan 6 Petang dimulai dari jam 16.30 sampai dengan 17.00.
SCTV Liputan - Para Penyiar Berita SCTV
Popularitas program acara berita televisi di SCTV Liputan ini tak hanya berhasil mengangkat rating pemirsa SCTV, tapi juga telah berhasil menjadikan para pembaca beritanya sebagai sosok populer dan punya banyak penggemar. Para personel pembaca berita di Liputan 6 SCTV di antaranya adalah Anastasya Putri, Boy Bakamaro, Ariyo Ardi, Djati Darma, Dian Ardianti, David Silahooij, Dwi Anggia, Gadis Parengkuan, Duma Riris Silalahi, Joy Astro, Louisa Kusnandar, Juanita Wiraatmaja, Nova Rini, Sella Wangkar, Mochamad Achir, Sondang Sirait, Valerina Daniel, Zivanna Letisha, dan tentu saja pembaca berita bersuara dan bergaya khas, Jeremy Teti.
Acara Liputan 6 SCTV memang telah mempopulerkan sosok pembaca beritanya sehingga tak heran menjadi rebutan televisi lain. Sosok mantan pembaca berita Liputan 6 SCTV yang sekarang sudah tidak terdengar lagi suaranya di SCTV karena pensiun atau bahkan pindah ke televisi lain di antaranya adalah Alfito Deanova (pindah ke TV One), Ariana Herawati, Arief Suditomo (pindah ke RCTI), Bayu Sutiyono, Eva Yulianti Junizar (pindah ke Metro TV), Indy Rahmawati, Grace Natalie (pindah ke TV One), Rosiana Silalahi, Tascha Liudmila (pindah ke Metro TV), Tri Ambarawati dan Brigitta Prisvilla.
SCTV Liputan - Sejarah SCTV
Pada awalnya, Surya Citra Televisi bukanlah televisi nasional yang bermarkas di Jakarta, melainkan televisi lokal yang bersiaran di Jalan Darmo Permai, Surabaya. Untuk pertama kali, siaran SCTV ini bisa diterima pemirsa pada Agustus 1990. Dasar hukum yang menjadi acuan untuk bersiaran adalah SK No. 150/SP/DIR/TV/1990 dan izin operasional dari Departemen Penerangan waktu itu bernomor 1415/RTF/K/IX/1989.
Sebagai televisi lokal, saat itu siaran SCTV hanya diterima terbatas di kawasan yang kemudian mereka namakan sebagai Gerbang Kertosusilo. Gerbang Kertosusilo bukanlah nama satu daerah di Surabaya melainkan kepanjangan dari Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan. Di daerah-daerah inilah pada awalnya siaran SCTV bisa diterima. Baru setahu kemudian siaran SCTV bertambah luas yakni bisa diterima di kawasan Bali dan sekitarnya.
SCTV menjadi televisi nasional yang siarannya bisa diterima di seluruh wilayah Indonesia setelah menerima SK Menpen No.111/1992 yang menetapkan SCTV diperbolehkan siaran secara nasional. Sebagai televisi nasional dengan segala konsekuensi termasuk juga harus bisa bersaing dengan televisi lain yang telah lebih ada yakni RCTI, manajemen SCTV pun memindahkan lokasi siaran dari Surabaya ke Jakarta. Pemilihan Jakarta sebagai basis operasional semata-mata mengingat kota ini masih menjadi pusat ekonomi dan kekuasaan.