logo anne ahira
AnneAhira.com    Sosial & Budaya    Budaya    Keragaman Budaya
Loading...

Senjata Tradisional Maluku yang Terkenal


Loading...

Ilustrasi senjata tradisional maluku

Setiap daerah memiliki senjata tradisional yang memiliki karakteristik unik yang berbeda dengan yang lainnya. Keunikan itu bisa terlihat dari bentuk, pemilihan bahan, teknik pembuatannya, atau hiasan yang digunakan dalam senjata tersebut. Di Maluku sendiri, terdapat senjata tradisional Maluku yang terkenal. Senjata itu bernama Parang Salawaku/Salawaki.

Senjata Tradisional Maluku

Bentuknya cukup unik karena senjata ini merupakan senjata yang lengkap. Parang Salawaku sudah merupakan satu paket senjata tradisional Maluku. Senjata ini terdiri dari Parang dan Perisai.

Parang Sawalaku menjadi senjata khusus yang sering digunakan oleh penduduk asli Maluku dalam berperang melawan musuh. Salah satu perang yang mempergunakan senjata ini adalah ketika Kapitan Pattimura dan rakyatnya perang melawan tentara Belanda.

Kapitan Pattimurra adalah seorang pahlawan nasional dari Maluku. Beliau dilahirkan di Hualoy, Seram Selatan, Maluku, pada 8 Juni 1783. Kapitan Pattimurra memiliki nama asli, yaitu Thomas Matulessy atau Thomas Matulessia.

Jika melihat arti dari penaman senjata tradisional Maluku ini, terdiri dari kata parang dan sawalaku. Parang berarti pisau besar, biasanya memiliki ukuran yang jauh lebih besar dari pisau, namun lebih pendek jika dibandingkan dengan pedang. Sawalaku sendiri memiliki arti perisai. Perisai adalah alat yang dipergunakan untuk melindungi diri dan untuk menangkis serangan dari senjata.

Alat yang dijadikan senjatanya adalah parang. Parang ini dipergunakan sebagai senjata untuk melakukan penyerangan terhadap lawan. Sedangkan Sawalaku sebagai perisai yang fungsi utamanya adalah untuk alat pertahanan dari serangan musuh.

Selain itu, senjata tradisional Maluku ini juga seringkali dipergunakan untuk alat berburu binatang untuk bertahan hidup. Pada masa sekarang ini, Parang Sawalaku biasanya dipergunakan untuk melengkapi pakaian penari tarian Cakalele yang merupakan tarian tradisional Maluku.

Parang dari senjata tradisional Maluku ini terbuat dari bahan besi yang keras berukuran 90 sampai dengan 100 cm. Ukuran ini disesuaikan dengan tinggi badan si pemilik. Jadi, bermacam-macam ukurannya tidak sama satu sama lain.

Besi ini ditempa oleh seorang pandai besi khusus untuk membuat senjata tradisional ini. Jadi, tidak sembarang pandai besi yang dapat membuat parang ini. Parang ini memiliki kepala yang terbuat dari kayu keras, seperti kayu besi atau kayu gupasa.

Salawaku terbuat dari kayu yang dilapisi oleh pernak-pernik khusus yang diberi motif-motif untuk menghiasinya. Tidak sembarang motif yang digunakan. Motif yang digunakan adalah motif yang melambangkan keberanian. Simbol keberanian ini membuat penggunanya memiliki keberanian yang sama dalam berperang melawan musuh. Motif-motif indah menghiasi Salawaku ini terbuat dari kulit kerang-kerang laut.

Proses yang terpenting dalam pembuatannya ini adalah ketika senjata tradisional Maluku yang disebut Salawaku/ Salawaki ini dimantrai oleh Kapitan atau panglima perang. Dengan mantra ini, konon membuat parang Salawaku tidak dapat ditembus oleh peluru. Karena itulah para prajurit Kapitan Pattimura berani maju melawan penjajah Belanda untuk melakukan perlawanan.

Pelestarian Kebudayaan Tradisional

Indonesia termasuk negara yang multikultural karena negara Indonesia memiliki masyarakat yang berbeda suku, budaya, bahasa, agama, dan adat istiadat. Akan tetapi, perbedaan tersebut harus dapat disikapi dengan baik dan positif.

Apabila perbedaan tersebut tidak dapat ditanggapi secara positif, maka akibatnya negara ini menjadi kacau. Jadi, tanggapi perbedaan tersebut dengan positif, sehingga dampaknya akan menjadi baik.

Keragaman suku juga disertai dengan keragaman budaya. Itulah yang membuat suku budaya Indonesia sangat dikenal bangsa lain karena budayanya yang unik. Berbagai bidang budaya mewarnai keragaman suku ini, seperti senjata tradisional Maluku tersebut.

Selain itu, Anda bisa menemukan rumah adat yang berbeda untuk setiap suku dengan ciri khasnya masing-masing. Beberapa nama rumah adat tersebut, seperti Rumah Joglo (Jawa Barat), Rumah Gadang (Sumatera Barat), Rumah Panggung (Sulawesi Utara), Honai (Papua), dan lain sebagainya.

Di bidang seni, keragaman tampak pada berbagai tarian daerah yang menarik, lagu daerah dengan bahasanya masing-masing, berbagai alat musik. Semua ini semakin menambah kekayaan bangsa ini, ditambah dengan keanekaragaman senjata tradisional tiap daerah.

Berbagai suku bangsa ini dengan keragamannya bisa menjadi media promosi yang menarik dalam meningkatkan pariwisata di berbagai daerah. Tarian, seperti Jaipongan, Saman, Pendet, Kecak, dan lain-lain memiliki daya tariknya masing-masing untuk para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Keragaman suku budaya ini harus dilestarikan. Tantangan terberat adalah menghadapi era globalisasi ini di mana banyak orang yang menganggap bahwa semua yang berbau tradisional sudah ketinggalan zaman. Sudah saatnya kita sebagai warga negara Indonesia turut melestarikan kebudayaan yang ada.

Kebudayaan di Indonesia semakin hari semakin terkikis. Masyarakat Indonesia semakin terpengaruh oleh kebudayaan luar melalui perkembangan teknologi yang semakin canggih ini, sehingga melupakan kebudayaan sendiri.

Pelajaran tentang kebudayaan hanya didapatkan di sekolah saja. Itu pun hanya teori saja yang diterima oleh para siswa, prakteknya jarang. Jadi, yang diterima oleh para siswa tentang kebudayaan Indonesia tetap kurang.

Pelajaran dari luar sekolah lebih berpengaruh pada seseorang dari pada pelajaran yang diterimanya di bangku sekolah. Untuk itu, perlu adanya dukungan dari luar sekolah untuk membantu seseorang mempelajari kebudayaan Indonesia.

Misalnya, pendidikan bahasa daerah yang dipelajari di sekolah tidak dapat dipraktekan oleh seorang siswa apabila di luar sekolahnya dia tidak menggunakan bahasa daerah tersebut.

Begitu juga tentang kebudayaan di Indonesia. Kebudayaan Indonesia semakin hilang di telan waktu. Penyebabnya karena perkembangan zaman yang memengaruhi masyarakat Indonesia dari kebudayaan luar yang banyak masuk ke Indonesia.

Hal tersebut menjadikan masyarakat Indonesia melupakan kebudayaan sendiri. Pengaruh dari luar memang sangat kuat untuk mempengaruhi kebudayaan yang ada di Indonesia.

Memang perkembangan zaman itu dapat mengubah suatu negara dan masyarakatnya sendiri. Akan tetapi, perubahan tersebut harus dibarengi dengan norma-norma dan kebudayaan yang berlaku di negara ini.

Pengaruh atau kebudayaan dari luar yang masuk ke Indonesia harus disaring terlebih dahulu. Harus ada penyeleksian, mana yang baik dan mana yang buruk untuk kemajuan negara ini. Jangan asal menerima begitu saja pengaruh atau kebudayaan dari luar.

Perkembangan teknologi yang semakin canggih, membuat kebudayaan dari luar Indonesia masuk dan berkembang. Dalam berbagai bidang, pengaruh dari luar itu ada, bahkan sampai mengubah sistem yang telah berlaku di negara ini.

Dalam bidang kebudayaan saja, banyak hal yang berubah karena perkembangan zaman tersebut. Kebudayaan tradisional, mulai dari bahasa, suku, adat istiadat, tarian, pakaian, rumah adat, senjata tradisional, dan lain sebagainya, mulai jarang dipelajari dan dihapal oleh masyarakat, terutama generasi mudanya.

Pelajaran yang diterima di dunia pendidikan tidak cukup untuk membuat para generasi muda mencintai dan menghapal kebudayaan sendiri. Hal tersebut karena pengaruh dari kebudayaan luar tadi yang masuk ke negara ini.

Masyarakat lebih tertarik untuk mempelajari budaya dari luar dari pada budaya negara sendiri. Alasannya, agar tidak ketinggalan zaman dan lebih gaul, menurut anak zaman sekarang.

Mengenal budaya sendiri dan mempraktekkannya di dalam sebuah pentas seni, seharusnya menjadi kebanggaan bagi masyarakat sendiri. Sebenarnya, negara yang maju adalah negara yang mencintai dan mengharagai kebudayaannya sendiri.

Apabila kita tidak menghargai kebudayaan sendiri, bagaimana kita dapat menghargai diri sendiri di luar negeri sana. Kebudayaan dalam negeri seharusnya menjadi kebanggaan bagi masyarakat Indonesia di dunia internasional sana.

Orang asing yang berkunjung ke Indonesia saja ingin mengetahui dan mempelajari kebudayaan Indonesia karena mereka tertarik pada kebudayaan yang ada di Indonesia. Akan tetapi, mengapa penduduk pribuminya sendiri malah malas dan gengsi untuk mempelajari kebudayaan sendiri.

Bagaimana masyarakat Indonesia memperkenalkan budaya sendiri di kancah internasional apabila masyarakatnya sendiri kurang pengetahuannya tentang kebudayaan sendiri.

Untuk itu, kebudayaan yang ada di Indonesia ini, perlu dirawat dan dilestarikan oleh masyarakatnya sendiri. Kalau bukan masyarakat sendiri sudah tidak dapat melestarikan kebudayaan tersebut, maka kebudayaan itu akan hilang bersamaan dengan hilangnya para pewaris ilmu budaya.

Mari kita merawat dan melestarikan kebudayaan tradisional dengan cara memperkenalkannya kepada para generasi muda, sehingga kebudayaan tradisional tersebut tidak punah, terutama senjata tradisional nusantara.

Demikian informasi mengenai senjata tradisional Maluku yang merupakan warisan budaya nusantara. Semoga informasi tersebut bermanfaat dan menambah wawasan Anda.

Tolong di SHARE :
Tweet
Loading...
Artikel Terkait
  • Mengenal Kehidupan dan Kebudayaan Suku Asmat
  • Akulturasi Kebudayaan, Lahirkan Budaya Baru atau Semata Imperialisme Budaya
  • Desain dan Filosofi Rumah Adat Irian Jaya
  • Melestarikan Unsur Budaya
  • Sentra Kerajinan Keramik di Indonesia
  • Budaya Cium Pipi di Berbagai Belahan Dunia
  • Jenis-jenis Senjata Militer untuk Para Snipers
  • Budaya Luar yang Layak Diteladani
  • Macam-Macam Kebudayaan - Antara Budaya Timur dan Budaya Barat
  • Budaya Negara Kamboja
  • Mengenal Fungsi Beragam Tarian Adat Daerah di Indonesia
  • Pempek Palembang - Lezatnya Bikin Lidah Bergoyang
  • Kebudayaan Suku Batak dalam Tinjauan Sistem Kepercayaan Purba
  • Unsur-unsur Keberagaman Budaya Manusia
Loading...


Beranda | Privacy