logo anne ahira
AnneAhira.com    Referensi    Ilmu Sosial    Filsafat
Loading...

Sejarah dan Definisi Sistem Demokrasi - ANNEAHIRA.COM


Loading...

Ilustrasi sistem demokrasi

Tulisan kali ini akan megupas tuntas sejarah dan definisi sistem demokrasi. Demokrasi dijadikan salah satu sistem di negeri ini, yang diajarkan di bangku sekolah dan yang dijadikan dasar pemerintahan. Mari kita lihat fakta historisnya.

Pengertian Demokrasi

Kata Demokrasi dalam arti bahasa berarti demos (rakyat) dan Kratos (pemerintahan). Jadi, definisi sistem demokrasi adalah sistem pemerintahan yang menjunjung tinggi suara rakyat sebagai pemegang kadaulatan tertinggi. Suara rakyat suara Tuhan.

Secara historis, demokrasi adalah deverensiasi dari sekulerisme. Para ahli sejarah sepakat bahwa Eropa Barat telah mengalami sekulerisasi sejak 250 tahun terakhir. Yang masih mereka perdebatkan adalah soal bagaimana dan mengapa proses sekulerisasi itu terjadi.

Bangsa Eropa pada abad pertengahan mengalami kemunduran dan keterbelakangan dalam aspek kehidupan mulai dari sosial masyarakat, pemerintahan, budaya, dll. Kemudian dikenal dengan The dark of Middle Age.

Pada saat itu, ada yang mengatakan bahwa sekulerisasi bermula dari pergolakan pemikiran dan peterungan gagasan (battles of minds and ideas), seperti tercermin dalam kasus Copernicus, Galileo, Darwin, dan para saintis lain yan menentang dominasi gereja. 

Begitu juga di bidang teologi, muncul tokoh-tokoh, seperti Einchhorn dan Strauss yang menerapkan metode historis-kritis terhadap bible. Akan tetapi, seperti yang diakui oleh para ahli sekulerisme, sebenarnya bertolak dari ajaran Kristen Sendiri.

Dalam Injil Matius XXII-21 tercatat ucapan Yesus, ”Urusan Kaisar serahkan kapada kaisar, dan urusan Tuhan serahakan kepada Tuhan”. Implikasinya, agama tidak perlu turut campur dalam urusan politik. Dari sinilah kemudian muncul dikotomi antara kekuasaan Raja dan Otoritas Gereja, antara negara dan agama. Doktrin ini dikembangkan oleh St. Augustin yang membedakan Kota Bumi (civitas terrena) dengan Kota Tuhan(civitas dei).

Faktor lain yang mendorong sekulerisasi di barat ialah gerakan Reformis Protestan sejak abad ke-16, sebuah reaksi terhadap maraknya korupsi di kalangan Gereja yang dikatakan telah memanipulasi dan mempolitisi agama untuk kepentingan pribadi. Jadi, tidaklah heran kalau sekulerisasi di Barat adalah proses yang wajar dan merupakan keniscayaan bagi masyarakatnya.

Mereka menginginkan perubahan dalam segala aspek, maka ide sekulerisme inilah yang mampu menjawabnya. Jadi, mulailah awal berkembangnya ide sekulerisasi yang mengadopsi sistem pemerintahan Demokrasi, menerapkan sistem ekonomi Kapitalisme, menata sistem pendidikan dengan asas sekulerisme, dominasi gereja dipatahkan dalam segala aspek kehidupan.

Bagaimana dengan sejarah Umat Islam sendiri?

Dari sisi historis umat Islam (arab jahiliyah) dahulu adalah terbelakang juga, dengan penyembahan berhala, bersuku-suku, dan senang akan perang antar suku, pernikahan sejenis, pembunuhan bayi perempuan, mistisisme, bahkan ganti-ganti pasangan adalah suatu hal yang lumrah pada saat itu.

Tapi, dengan apa yang mereka perbuat mengakibatkan bangsa arab tidak pernah dikenal dunia, bahkan dianggap sebagai bangsa yang terbelakang. Kemudian datanglah sosok manusia revolusioner yang diutus oleh Allah SWT sebagai rahmatan lil ‘alamina, Muhammad Saw.

Atas Ijin Allah SWT, tidak sampai seperempat abad Muhammad SAW dengan dukungan para sahabatnya, berhasil mengubah masyarakat yang dulunya dipenuhi dengan nilai-nilai kejahiliyahan dan diwarnai dengan kedholiman, kebatilan, dan kemunkaran, menjadi masyarakat yang disinari oleh nur Islam, lengkap dengan infra dan suprasrukturnya dengan berdirinya negara Islam (Khilafah Islamiyah) yang pertama di Madinah. 

Kemudian juga menjadikan bangsa Eropa terperangah melihat spektakulernya perubahan tersebut dan menjadikan bangsa Arab menjadi bangsa yang disegani. Begitu spektakulernya peubahan tersebut, bahkan seorang ahli sejarah, nasrani, dan orientalis, yaitu Michael Hart menuliskan dalam bukunya "100 Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah Umat Manusia".

Tidak bisa tidak, dia harus mencantumkan Muhammad SAW sebagai peringkat pertama. Dalam kata pengantarnya mengatakan,”mungkin bagi sebagian pembaca mengherankan, saya seorang nasrani menempatkan Muhammad peringkat teratas sebagai manusia yang paling berpengaruh, sepantasnya saya menempatkan yesus di peringkat teratas’’.

Dia menempatkan Yesus dalam buku ini, tapi di peringkat ketiga setelah Issac Newton. Dia beranggapan bahwa yang lainnya, hanya sukses sebagi pemimpin agama bukan pemimpin dunia, sukses pemimpin dunia bukan pemimpin agama. “Hanya Muhammad bin Abdullah yang sukses keduanya”.

Ini bukan tanpa sebab, yaitu karena didukung oleh agama yang haq, agama Islam, agama yang komprehensif, sempurna, dan saling menyempurnakan. Oleh karenanya, betapa pun hebatnya kita menegakkan Islam, tetapi jika hanya satu bidang saja, maka Islam dengan segenap kecermelangannya tidak akan tampil utuh. Bahkan dianggap bermasalah bagi manusia yang lainnya.

Coba kita lihat fakta sistem demokrasi sekarang

Di Dunia Internasional, masih segar ingatan kita, nafsu Israel, yang menginginkan membungkam perlawanan Hamas di Jalur Gaza, menimbulkan derita yang begitu dalam. Demi menjaga eksistensinya atas nama Demokrasi, juga berusaha keras melenyapkan kelompok yang sudah bermain legal dalam mekanisme demokrasi, yaitu Hamas.

Hamas menang dalam pemilu yang demokratis untuk menggantikan pemerintahan Fatah yang berkuasa di GAza pada tahun 2006. Barat dan Israel membangun nalar bahwa demokrasi sejalan dengan otoritas moral mereka atas bangsa-bangsa lain, tapi dengannya pula mereka secara nyata menumbangkan hak demokrasi Hamas untuk memerintah Gaza.

Gaza bukanlah kasus pertama bagaimana sistem demokrasi telah gagal membuat gagal kaum muslimin. Di Aljazair, Front Penyelamat Islam(FIS) yang mencoba menerapkan syariah melalui demokrasi di negerinya sendiri yang mayoritas muslim, memenangkan pemilu pertama pada bulan desmber 1991, yang nyaris menang dengan mengantongi 86% suara.

Kenapa nyaris menang karena pemerintah yang jelas-jelas didukung oleh barat, terutama Perancis, membatalkan pemilu putaran kedua. Lalu, FIS diberangus demi tegaknya demokrasi.

Demokrasi juga menjadi tiran di Pakistan dan tidak menghasilkan apapun, kecuali pemerintahan yang tidak layak dan makin korup dari waktu ke waktu.

Bagaimana dengan Indonesia sendiri yang notabene mayoritas 90% penduduknya adalah muslim?

Negeri ini tak setali tiga uang, bahkan bisa dikatakan negeri yang aneh. Aneh karena negeri yang subur dan kaya akn sumber daya alam, tapi rakyaknya miskin. Berdasarkan HDI (Human Development index) Indonesia, tergolong pada posisi yang menyedihkan. Dari negara yang diteliti oleh UNDP (United Nations Development Programme), Indonesia masih berada pada peringkat di atas 100.

Sebelumnya, pada tahun 2005, Indonesia menempati peringkat 110 dari 177 negara, dengan indeks 0,697, turun dari posisi sebelumnya di urutan 102 dengan indeks 0,677, pada tahun 1999. Tahun 2006, mengalami kenaikan dengan berada diposisi 108, mengalahkan Vietnam.

Tahun 2007, posisi Indonesia tak beranjak. Tetap pada posisi 108, tapi malah digesr oleh Vietnam yang baru seumur jagung membangun. Dalam penilaian ini, Pendapat Domestik Bruto (PDB) perkapita berada di posisi 113.

Sejak jatuhnya rezim Orde Baru, Indonesia sudah berganti presiden sebanyak empat kali dari partai yang berbeda-beda, bahkan yang terakhir didapat dari pemilu secara langsung.

Tapi, banyak pihak merasakan kehidupan rakyat sekarang justru semakin merosot. Kemiskinan bertambah, ditandai dengan Posisi HDI. Korupsi meningkat ditandai para wakil rakyat rame-rame korupsi dan kriminalitas. Perpecahan ditandai oleh kasus Poso, Ambon, Aceh, Papua yang masing-masing ingin melepaskan diri dari pangkuan NKRI. Eksploitasi SDA oleh perusahaan asing makin menjadi-jadi.

Inikah yang relevan dengan kultur budaya bangsa menurut saudara saya? Saya kira perlu ditelaah ulang gagasan saudara saya. Yang lebih aneh lagi, penduduk Indonesia yang mayoritas Muslim, masih menerapkan secara utuh hukum pidana yang diwarisi oleh penjajah Belanda. 

Mungkin Anda akan bertanya, lantas kenapa Barat yang menerapkan sekuler demokrasi menjadi negara yang maju? Ini dikarenakan ideologi sekulerisme sampai kepada kita melalui penjajahan, bukan karena penerimaan kita secara sadar terhadap ideologi tersebut.

Ideologi sekulerisme mendasarkan argumentasi kebenaran mereka pada sejarah bangsa Eropa yang tidak sama dengan sejarah kaum muslimin. Akibatnya, ideologi ini hanya diterapkan, tapi tidak benar-benar diyakini dan diemban oleh kebanyakan masyarakat negeri ini.

Terlebih karena ideologi ini bertentangan dengan perasaan Islami yang masih dimiliki sebagian besar masyarakat Indonesia. Jadi, bisa dikatakan negara ini adalah negara yang tidak memiliki paradigma atau ideologi yang jelas, sehingga akan terus mencari-cari dan mengikuti corak paradigm negara lain (Amerika).

Sebut saja Pada Era Soekarno Indonesia ber”mazhab” nasionalis Komunis. Sejak Orde Baru, ber”mazhab” nasionalis sekuler, sekarang beralih ke demokrasi liberal. Selain menanamkan Sekulerisme, Barat pun memelihara konflik dunia Islam dengan mengkampanyekan beberapa ide yang kompatibel dengan sekulerisme ini. Di antaranya adalah nasionalisme, pluralisme,demokrasi, dan hak asasi mausia (HAM).

Demokrasi yang mendasarkan idenya pada kebebasan dan sekularisme telah memberi andil telah terciptanya upaya tafsir ulang terhadap hukum-hukum Islam, serta menjauhkan upaya persatuan umat yang berdasarkan pada persamaan aqidah. Persatuan umat lintas Negara dalam bentuk Khilafah dianggap sesuatu yang utopis.

Perbedaan geografis, suku, bangsa, dan budaya lokal dijadikan alasan utama untuk menihilkan persatuan ini. Realitas sejarah yang menunjukkan bahwa ummat Islam pernah bersatu seakan dilupakan begitu saja. Baik sistem demokrasi sekuler ataupun sistem demokrasi Islam, telah berulang kali gagal untuk menghasilkan setiap perubahan positif dan signifikan bagi Umat Islam.

Demokrasi adalah alat politik yang digunakan untuk memanipulasi dan meredam tantangan yang fundamental atas status quo yang sekuler. Visi demokrasi adalah pemecah belahan, di mana umat tetap terperangkap dalam negara-negara terpisah. Demokrasi mempertentangkan kaum muslimin dan mengadu domba sesama muslim yang seringkali menyebabkan kematian. Akibatnya, demokrasi adalah sebuah kontradiksi langsung atas ide umat dan kesatuan Islam.

Nah, Jika perubahan kepemimpinan telah berulang kali dilakukan dan ternyata gagal membawa kebaikan, justru malah membawa malapetaka, maka jalan yang logis adalah perubahan sistemnya. Biang Kerok kerusakan kehidupan ini adalah sistem demokrasi yang diterapkan saat ini.

Jika airnya jernih sampai ke hilir, maka sumbernya sistem demokrasi yang harus dirombak menjadi sistem Islam, yaitu dengan mencerdaskan masyarakat akan kerusakan sistem demokrasi. Jadi, pemilu sebagi cara untuk mendapatkan dukungan rakyat, harus tidak boleh digunakan karena akan melanggengkan sistem demokrasi tersebut.

Hak Asasi Manusia dan Sistem Demokrasi

Sistem demokrasi pasti mensyaratkan penghargaan pada hak asasi manusia (HAM). Democracy is not always about number. Tak melulu soal Pemilu. Itu urusan prosedural. Esensi demokrasi ialah pengakuan pada HAM. Demokrasi sistem yang menjunjung tinggi kebebebasan, kesetaraan, dan kesejahtraan. Prinsip demokrasi tersebut berakar pada hak asasi manusia. Indonesia kini telah meratifikasi kovenan HAM internasional. Mengukuhkan jati diri sebagai role model demokrasi.

Substansial

Demokrasi diartikan secara prosedural akan berkutat pada persoalan Pemilu dan kekuasaan. Meminjam istilah Jakob Oetama, demokrasi kita sebatas talking democracy, bukan working democracy. Itu sebabnya demokrasi di Indonesia riuh rendah oleh pertanyaan dan pernyataan tak produktif. Menilik demokrasi substansial berarti memasukkan HAM sebagai unsur demokrasi. Mengapa HAM menjadi variabel penting demokrasi?

  • Hak. Negara menjamin hidup individu untuk berkembang (grow up). Fungsi negara pasti akan demikian. HAM adalah hak masyarakat untuk berpendapat, berkumpul, sejahtera, dan sebagainya. Negara harus menghormati sekaligus mewujudkan hal tersebut.
  • Syarat mutlak. Negara demokrasi tidak akan langgeng jika tidak mengakui HAM. Demokrasi akan melenceng pada otoritarian jika mengacuhkan HAM. Ibarat rumah, HAM adalah fondasi bagi rumah demokrasi yang besar ini.
  • Kebebasan. HAM identik dengan kebebasan. Freedom of choice. Namun justru HAM sudah memberi garis tebal pemisah. Kebebasan HAM berlaku sepanjang tidak mengganggu HAM pihak lain. Demokrasi juga mensyaratkan perbedaan yang lainnya. HAM petunjuk tepat untuk masalah ini.

Sistem Demokrasi

Sistem demokrasi tidak berlaku tunggal. Demokrasi pasti akan beradaptasi dan terus berinovasi. Ujar seorang pakar demokrasi, bukan titik, melainkan koma. Demokrasi akan terus menyesuaikan diri dengan dunia. Demokrasi juga bukan tujuan, melainkan alat. Demokrasi tidak langgeng jika tidak dirawat. Demokrasi harus dimaknai secara substansial ketimbang prosedural semata.

Demokrasi akan berkembang pesat jika menggandeng HAM. Hak asasi manusia dan demokrasi ibarat dua sisi koin yang sulit dipisahkan. Justru HAM adalah napas dari demokrasi. Demokrasi tidak bisa hidup tanpa HAM. Misalnya, apa fungsi negara? Sebut saja kesejahteraan, keamanan, dan kebebasan. Hak asasi manusia telah mengatur hal tersebut. Bahkan, regulasi Indonesia telah memasukkan HAM dalam konstitusi.

UUD 45 menyebut secara spesifik tentang HAM. Sebut saja hak untuk berpendapat, berkumpul, sejahtera, rasa aman, dan sebagainya. Semua tercantum dalam HAM. Bukan sebatas Perda, Inpres, dan UU, melainkan UUD 45. Itu berarti hukum di atas hukum. HAM harus menjadi panglima dalam demokrasi sebagai guardian dan guidance dalam pranata politik.

Tolong di SHARE :
Tweet
Loading...
Artikel Terkait
  • Filsafat Pancasila - Falsafah Asli Indonesia
  • Mengenal Aliran Filsafat Hukum
  • Aliran Filsafat Pendidikan Dalam Konsep Liberasionalisme
  • Filsafat Hukum Kaum Eksistensialis
  • Filsafat Adalah Cinta Terhadap Kebenaran
  • Filsafat Ilmu Pendidikan: Manusia Macam Apa yang Hendak Dibentuk?
  • Belajar Arti dan Manfaat Belajar Filsafat dari Pakar Filsafat - ANNEAH
  • Pemikiran Islam: Mencermati Konsep Sekularisme Islam
  • Perjalanan Sebutir Air Mata - ANNEAHIRA.COM
  • Pengaruh Inflasi Terhadap Harga
  • Filsafat Barat Yunani Kuno dan Tragedi Socrates
  • Filsafat Idealisme Mbah Marijan
  • Facebook dan Landasan Filsafat Komunikasi
  • Perkembangan Pemikiran Islam
  • Jatuh Cinta Kepada Sufisme ala Ahmad Dhani
Loading...


Beranda | Privacy