Teks Drama - Penokohan Hingga Tragedi
Ilustrasi teks drama
Teks drama atau naskah drama merupakan salah satu unsur yang ada dalam sebuah pertunjukkan drama.
Dalam naskah drama memuat alur cerita, setting dan penokohan drama. Terkadang letak keberhasilan sebuah pementasan drama berada pada naskah drama.
Drama merupakan salah satu bentuk seni pementasan, yang dilakukan di atas panggung. Drama memiliki alur cerita layaknya seperti dalam film.
Sekilas drama hampir mirip dengan pertunjukkan teater. Namun, satu hal yang tidak bisa lepas dari pertunjukkan drama adalah naskah drama.
Pernahkah Anda memainkan sebuah drama? Dahulu, drama sering kali kita dengar dilakukan oleh sebagian anak-anak sekolah. Bahkan drama merupakan salah satu kegiatan ekstrakulikuler di sekolah-sekolah. Untuk mementaskan sebuah drama dibutuhkan sebuah naskah drama. Naskah drama tersebut bisa dikatakan sebagai ujung tombak dalam sebuah pementasan drama.
Perannya Pementasan Drama
Drama bila dilihat dari asalnya, berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu dari kata dramai, yang berarti “tindakan”, berasal dari “melakukan”.
Sedangkan istilah lain yang sama dengan drama adalah sandiwara, yang berarti cerita rahasia. Cerita tersebut kemudian digolongkan menjadi salah satu genre sastra, yaitu sastra yang bercerita.
Drama memerlukan naskah drama untuk mementaskannya. naskah drama menjadi pembeda antara drama dengan prosa. Perbedaan ini berasal dari asal mula karya sastra itu sendiri.
Seperti kita ketahui, sebuah karya sastra yang bercerita terbagi atas dua bentuk, yaitu tutur dan tulis. Kalau dalam cerita prosa lahir dari sastra tutur, baru kemudian dituliskan dalam bentuk teks. Nah sedangkan dalam drama, justru sebaliknya. Apa yang akan dipentaskan ditulis berupa naskah drama terlebih dahulu, baru kemudian dituturkan atau diperankan.
Ragam
Naskah drama merupakan bahan dasar dari sebuah pementasan drama. Naskah drama disebut juga sebagai ungkapan pernyataan penulis yang berisi nilai-nilai pengalaman umum, serta berisi ide dasar bagi aktor.
Naskah drama dapat membangkitkan daya kreatif dalam menghayati sebuah peran dan alur cerita dalam drama.
Dengan adanya naskah drama, alur cerita yang akan dipentaskan lebih terstruktur. Naskah drama hampir sama dengan naskah skenario untuk sebuah film.
Ciri khas dari naskah drama memuat percakapan atau dialog antar tokoh. Bila dalam sebuah karya prosa, teks dibuat berangkai dengan narasi, pada naskah drama, percakapan ditulis terpisah.
Pemisahan percakapan dan narasi cerita dilakukan supaya tokoh cerita dapat memerankan ucapan yang dituliskan dalam naskah drama.
Lalu, apakah naskah drama tidak memerlukan narasi? Tunggu dulu, naskah drama bukannya tidak membutuhkan narasi, dalam naskah drama juga memuat narasi cerita tetapi dipisahkan dengan tanda kurung atau dimiringkan.
Penokohan yang ada dalam naskah drama merupakan syarat yang tidak boleh dilupakan. Penokohan dalam naskah drama atau disebut juga karakter, sama seperti karakter yang dimiliki manusia pada umumnya.
Karakter-karakter tersebut diharapkan dapat diperankan dengan maksimal dan profesional oleh aktor atau pemain, sehingga apa yang ditulis dalam naskah drama dapat teraktualisasikan dengan baik. Dalam naskah drama juga sama dengan naskah skenario film. Semua watak atau karakter dibagi menjadi tiga kategori, yaitu protagonis (tokoh baik), antagonis (tokoh jahat), dan tritagonis (tokoh pembantu).
Unsur-unsur
1. Tema
Tema adalah ide pokok yang ingin disampaikan oleh penulis cerita sebuah drama. Tema dapat dikatakan juga sebagai nada dasar dari sebuah naskah drama.
Tema yang diangkat untuk sebuah drama, tak lepas dari kehidupan kita sehari-hari, seperti cinta, persahabatan, kritik sosial, kematian, komedi dan sebagainya.
Membuat sebuah naskah drama tidaklah mudah. Diperlukan daya imajinasi yang tinggi untuk menciptakan sebuah naskah drama yang bagus dan disukai oleh penonton.
Selayaknya sebuah tulisan dalam artikel yang memerlukan sistematika penulisan, naskah drama pun juga memiliki sistematika penulisan yang harus diperhatikan.
Sistematika penulisan sebuah naskah drama disebut juga dengan unsur ekstrinsik drama. Unsur ekstrinsik ini sifatnya tidak tampak, karena hanya dihafalkan diluar waktu pementasan drama.
Sehingga ada istilah interteks drama, yang dimaksudkan, ketika pementasan drama berlangsung, naskah drama yang ditulis tersebut diaktualisasikan sesuai peran masing-masing.Interteks drama ini disebut dengan unsur intrinsik dalam drama.
Lalu, apa saja unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik naskah drama dan interteks dalam drama? Berikut beberapa unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam drama:
2. Alur atau Plot Cerita
Alur di sini dimaksudkan sebagai jalan cerita. Alur haris ada dalam sebuah naskah drama. Alur cerita dalam naskah drama ini yang nantinya akan membimbing cerita dari awal sampai akhir. Biasanya dimulai dengan pemaaran atau perkenalan tokoh dan penokohonannya, konflik, konflikasi, krisis, klimaks dan resolusi, lalu ditutup dengan ending cerita. Alur dalam naskah drama bisa juga menggambarkan pemaparan, masalah, pemecahan masalah, yang diakhiri dengan keputusan.
3. Penokohan
Jika ada tokoh-tokoh yang akan memerankan jalan cerita, maka tokoh-tokoh ini akan bertanggungjawab memaikan karakter atau penokohan yang ada dalam naskah drama. Penokohan ini sama dengan watak atau karakter seseorang dalam kesehariannya.
4. Latar atau Setting
Latar atau Setting merupakan lokasi atau tempat kejadian yang dituliskan dalam naskah drama. Dalam latar atau setting memuat tempat, suasana dan waktu kejadian dalam naskah drama.
5.Amanat
Yang harus diperhatikan dalam menulis naskah drama yang akan dipentaskan adalah, tujuan penulisan naskah drama tersebut. Jadi amanat merupakan pesan yang akan disampaikan penulis naskah drama dalam sebuah pertunjukan drama. Amanat siftanya lebih umum, kias dan subjektif.
Unsur Ekstrinsik
Unsur ektrinsik merupakan unsur-unsur luar yang tampak, seperti adanya dialog atau percakapan. Unsur ini juga bisa ditambah ketika naskah drama sudah dipentaskan. Termasuk unsur ekstrinsik ini panggung, properti, tokoh, sutradara dan penonton.
Jenis-jenis
Drama secara sederhana dibagi beberapa bentuk. Drama biasanya dipentaskan dengan memadukan musik dan tarian. Bentuk drama yang berbeda-beda, membutuhkan naskah drama yang berbeda pula. Berikut beberapa jenis naskah drama berdasarkan bentuk pementasan dramanya:
1. Tragedi |
Teks drama ini melukiskan cerita duka atau kejadian yang tidak menyenangkan, kesedihan yang amat dalam. Tema teks drama tragedi dibuat sedemikian rupa seolah-olah tragedi tersebut benar-benar terjadi. Penokohan yang dibuat pun harus menyajikan watak atau karakter kedukaan. Teks drama ini dibuat dengan tujuan agar penonton dapat memandang hidup secara optimis. |
2. Komedi |
Naskah drama ini dibuat dengan tujuan untuk membuat penonton tertawa, sehingga tema yang dipilih sebisa mungkin dapat menarik perhatian penonton. Bisa juga mengangkat tema parodi dari sebuah lagu. naskah drama ini lebih fokus untuk menghibur penonton. |
3. Melodrama |
Naskah drama untuk yang satu ini, merupakan naskah drama gabungan dari cerita tragedi dengan komedi. naskah drama ini ditulis dengan alur cerita yang serius dan diselipi degan alur cerita yang ringan dan lucu. |
4. Dagelan |
Teks dalam dunia pementasan ini biasanya dipentaskan untuk menghibur penonton. Tema teks pementasa dagelan tidak berbeda jauh dengan teks pementasan komedi. Tujuannya untuk menghibur ini, dikatakan juga sebagai alur cerita komedi picisan. naskah drama yang akan dipentaskan ini biasanya diiringi dengan musik riang. |
5. Opera |
Teks opera hampir sama dengan naskah dalam teater. Tema dalam teks ini lebih luas, dengan penokohan yang lebih beragam. Ciri khas teks ini lebih banyak memuat unsur dialog atau percakapan antartokoh. |
Jika Anda tertarik untuk mementaskan sebuah drama, tak ada salahnya Anda memilih salah satu jenis teks drama tersebut. Selamat mencoba!