logo anne ahira
AnneAhira.com    Sosial & Budaya    Sosial    Teori Sosial
Loading...

Tiga Tokoh Di balik Teori-Teori Sosial Klasik


Loading...

Ilustrasi teori teori sosial

         Daftar Isi
  1. Teori-teori Social Durkheim
  2. Teori-teori Social Weber
  3. Teori-teori Social Marx

Teori-teori sosial pastilah bukan lagi menjadi hal yang aneh bagi mereka para tokoh sosial.

Disadari atau tidak, teori-teori sosial tersebut lahir dari berbagai gejala sosial yang lahir dan tumbuh di masyarakat.

Teori-teori tersebut lahir dari ilmu sosial. Yaitu sebuah ilmu yang memiliki masyarakat sebagai objek segala penelitiannya. Bahwa masyarakat adalah lumbung dari lahirnya teori sosial yang banyak diagungkan oleh pakar sosial.

Perkembangan sosial dalam masyarakat yang tidak pernah berhenti menuntut teori sosial juga tidak berhenti. Perkembangan yang terjadi adalah akibat dari gaya hidup dan pola pikir dari suatu masyarakt yang ada. Dengan adanya pola pikir dan gaya hidup itulah yang menyebabkan kondisi sosial tidak pernah sama dari tahun ke tahun.

Dengan adanya pola pikir dan gaya hidup itulah yang menyebabkan kondisi sosial tidak pernah sama dari tahun ke tahun.

Tumbuh-kembangnya masyarakat inilah yang selalu dikaji dan melahirkan berbgai teori sosial.

]Teori sosial yang ada pun bermacam-macam. Semuanya memiliki objek yang sama yakni sosial masyarakat yang ada dalam suatu masyarakat.

Kehidupan masyarakat kenyataannya terus berubah. Secara tidak langsung hal tersebut juga memengaruhi teori sosial yang berkembang. Di antara perubahan-perubahan tersebut, teori sosial klasik menjadi sebuah teori sosial yang abadi.

Dalam ranah sosiologi, tiga tokoh dengan nama besar. Mereka adalah Emile Durkheim, Karl Marx, dan Max Weber. Ketiga tokoh sosial tersebut merupakan pencetus teori sosial yang digolongkan ke dalam mazhab klasik. Mereka bisa disebut sebagai pemikir besar sosiologi karena gagasan-gagasannya tentang masyarakat, peradaban, maupun konflik sosial, masih digunakan hingga saat ini.

Ketiga pendekatan tersebut tentu digunakan secara berbeda-beda untuk kepentingan yang berbeda pula. Durkheim, misalnya. Ia lebih sering ditinjau ketika berbicara masalah sistem dan norma. Marxisme lebih banyak digunakan untuk menganalisis konflik dalam masyarkat kapitalis. Weber lebih menekankan pada tindakan sosial masyarakat dan menganalisis masyarakat kapitalis sebagaimana yang dilakukan Marx.

Teori sosial yang dilahirkan oleh ketiga pemikir itu menjadi teori sosial yang cukup banyak dijadikan acuan atau landasan oleh para pakar sosial. Pemikiran ketiga tokoh sosial tersebut seperti tidak peka zaman.

Teori-teori Sosial - Durkheim

Teori-teori Sosial - Weber

Ia melihat bahwa masyarakat terbentuk dari tindakan sosial atau bisa juga disebut sebagai tindakan komunikasi. Terbentuknya masyarakat ini berlangsung dalam jangka waktu yang sangat panjang melalui komunikasi dan kesepakatan bersama. Teori sosial dari Max Weber juga tidak kalah mendasar.

Weber berasumsi bahwa perilaku atau tindakan kita merupakan respon dari tindakan orang lain terhadap diri kita. Inilah yang kemudian disebut sebagai tindakan sosial. Adanya sebuah interaksi yang dilakukan secara terus-menerus oleh individu-individu sehingga dapat menciptakan kelompok masyarakat, institusi, hukum, dan norma.

Teori sosial yang diontarkan oleh Max Weber juga nyatanya diiyakan oleh banyak tokoh sosial. Teori sosial dari Weber ini kemudian dikembangkan oleh Jurgen Habemas menjadi teori tindakan komunikatif. Komunikasi merupakan kemampuan alamiah manusia yang akan membentuk dan mendorong terjadinya interaksi dalam masyarakat.

Dengan kemampuan ini, upaya-upaya untuk meningkatkan hubungan sosial, mencegah konflik menurut Habermas dapat dilakukan. Tentu hal ini dilakukan dengan jalan deliberatif. Tokoh sosial pencetus teori-teori sosial tindakan ini memiliki nama lengkap Maximilian Weber.

Lahir di Jerman pada 21 April 1864 dan meninggal 56 tahun kemudian, tepatnya pada 14 Juni 1920 di negara yang sama. Berkat pemikirannya, Max Weber menjadi salah satu tokoh pendiri ilmu sosiologi dan administrasi modern.  

Ia merupakan pemikir berkebangsaan Prancis yang lahir pada 1858. Teori-teori tersebut yang lahir darinya berguna untuk membedah tentang pranata, institusi, maupun norma yang ada dalam masyarakat.

Ciri yang sangat penting, menurut Durkheim, adalah struktur sosial terdiri dari norma-norma dan nilai-nilai.  Secara sederhana, dari teori sosial Durkheim ini, kita bisa mengatakan bahwa ketika kita ingin melihat suatu kebudayaan, lihatlah institusi dan norma yang ada dalam kebudayaan tersebut.

Masyarakat terbentuk dari institusi dan norma-norma tersebut. Memang, pada mulanya, institusi dan norma itu diciptakan oleh masyarakat melalui kesepakatan bersama.

Namun, dalam perjalanannya, institusi dan norma itu tumbuh sendiri dan mandiri. Inilah yang disebut Durkheim sebagai realitas sui generis, dalam arti masyarakat memiliki eksistensinya sendiri. Teori sosial yang disampaikan oleh Durkheim ini menjadi sebuah teori sosial struktural fungsional.

Kita bisa mengambil contoh, misalnya sebuah institusi yang ada dalam masyarakat. Ketika terjadi kebobrokan, seringkali kita dihadapkan dengan persoalan apakah sistem yang rusak atau individu yang tidak beres?

Menurut pandangan sui generis, sistem tidak lain sebagai "makhluk" yang terus hidup dan berkembang di luar realitas individu. Walaupun sistem itu awalnya dibentuk oleh individu-individu, pada perkembangannya, sistem itu bergerak menemukan pola sendiri di luar yang digariskan oleh kesepakatan individu.

Agama, misalnya. Agama menjadi sebuah sistem yang mandiri dari individu maupun kelompoknya. Ia menjadi begitu hidup ketika dihadapkan dengan persoalan-persoalan zaman. Kembali lagi kita bertanya, apakah agamanya (sebagai institusi) yang salah atau individunya yang salah.

Sebagai seorang tokoh yang berada di balik teori-teori sosial, teori struktural fungsional milik Durkheim menjadi teori paling besar pengaruhnya terhadap ilmu sosial masa kini. Teori struktural fungsional bukan hanya berteori tentang sosial, tetapi selalu dikaitkan dengan pemikiran biologis.

Bahwa masyarakat sebagai objek ilmu sosial merupakan organisme biologis yang terdiri dari organ-organ. Organ-organ tersebut saling memiliki ketergantungan, dan hal itulah yang secara tidak langsung membuat manusia saling bergantung agar dapat bertahan hidup. 

Teori-teori Sosial - Marx

Teori sosial Marx lebih menekankan pada perkembangan masyarkat yang ditinjau dari sudut pandang ekonomi politik.

Masyarakat tidak lain merupakan hasil dari perkembangan kerja manusia dari yang primitif hingga yang paling modern. Teori sosial Marx dianggap sebagai teori yang paling tajam dalam menganalisis kesenjangan sosial.

Menurut Marx, dari analisisnya mengenai masyarakat berkelas, hubungan sosial masyarakat merupakan hubungan konflik.

Teori sosial Marx dapat digolongkan sebagai teori konflik karena teori ini melekat pada masyarakat yang tidak setara adalah konflik kepentingan yang tidak terhindari antara kelas dominan dengan kelas subordinat.

Perbedaan kelas sosial yang ada dalam masyarakat merupakan hasil ciptaan kelas dominan, entah melalui kekuasaan feodal, agama, maupun institusi lainnya.

Struktur ketidaksetaraan ini terus dipelihara melalui berbagai cara. Pertama, struktur itu dipelihara jika orang-orang yang tidak beruntung dicegah jangan sampai memandang diri mereka tidak beruntung atau dirugikan.

Kedua, meskipun diakui, mereka harus diiming-imingi bahwa kondisi tersebut cukup adil, bahwa ketidaksetaraan itu benar, absah, dan adil.

Misalnya, menjadi adil ketika seorang profesor bergaji lebih besar daripada seorang tukang sapu di jalan walaupun kebutuhan tukang sapu lebih banyak dari sang profesor.

Seringkali kita dituntut untuk sabar oleh agama ketika mendapatkan suatu ketidakadilan dengan mengatakan bahwa nanti pengadilan Tuhan akan lebih adil. Dari analisisnya tentang masyarakat berkonflik, Marx memperjuangkan cita-citanya untuk menghapus kelas dalam masyarakat atau yang lebih dikenal dengan semangat “masyarakat tanpa kelas".

Karl Marx lah tokoh di balik pendekatan matrelialisme dialektis, Sebuah teori sosial yang menganggap bahwa perubahan yang terjadi di masyarakat akibat konflik antar kelas sosial di masyarakat. Harus diakui bahwa teori sosial yang lahir dari Karl Marx ini masih bertahan dan diamini hingga kini.

Tokoh dibalik teori sosial yang masuk akal ini bernama lengkap Karl Heinrich Marx. Lelaki besar ini lahir di Jerman 5 Mei 1818 dan meninggal di London pada 14 Maret 1883. Pemikiran tokoh yang terkenal karena banyak tulisannya ini menjadi acuan banyak pemikir saat ini.

Tolong di SHARE :
Tweet
Loading...
Artikel Terkait
  • Sosial Dasar dalam Perilaku Kebudayaan - ANNEAHIRA.COM
  • Pentingnya Mempelajari Ilmu Sosial Dasar
  • Mengenal Aliran Realisme
  • Lebih Jauh Tentang Teori Psikososial Adler
  • Pengertian Hak Asasi Manusia Menurut Para Ahli dan Hukum
  • Pembahasan Ringkas dari Teori Pertukaran Sosial
Loading...


Beranda | Privacy