Tokoh-Tokoh Manajemen Dunia - ANNEAHIRA.COM
Ilustrasi tokoh tokoh manajemen
Berbicara tentang manajemen apa kira-kira yang ada dalam pikiran kita? Manajemen itu apa sih? Biar tidak penasaran, mari kita telisik pengertiannya bersama-sama.
Menurut etimologi kata, manajemen berasal dari bahasa Perancis Kuno management yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Mengutip dari definisi yang disampaikan oleh Mary Parker Follet (1868-1933), seorang pekerja sosial dan konsultan manajemen, ia mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Jadi, bisa diartikan bahwa di dalam manajemen, seorang manajer mengatur dan mengarahkan orang lain melakukan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi. Namun dalam pembahasan kali ini, bukan seluk beluk tentang manajemen yang akan kita bicarakan, melainkan tentang suatu hal yang sangat berkaitan erat dengan sejarah perkembangan manajemen.
Kenapa dikatakan sangat berkaitan erat? Karena tanpa adanya hal tersebut, maka kemungkinan besar tidak akan ada manajemen. Ya, siapa lagi kalau bukan tokoh-tokoh manajemen, deretan nama-nama ilmuan yang telah memberi andil besar dalam keberadaan manajemen seperti sekarang ini.
Seperti kebanyakan disiplin ilmu pada umumnya yang tidak bisa terlepas dari campur tangan orang-orang hebat di dalam sejarah kelahiran dan perkembangannya, begitu pula dengan manajemen. Semenjak kelahiran dan perkembangan manajemen hingga saat ini, tentu pernah ada tokoh-tokoh manajemen yang memberi sumbangsih terbaik untuk menghasilkan teori-teori yang bisa dijadikan pedoman manajemen.
Tapi, sebelum kita berkenalan dengan tokoh-tokoh manajemen, kita mesti mengetahui terlebih dahulu tentang tiga pembagian aliran pemikiran manajemen dan tentu saja dalam tiap-tiap aliran pemikiran tersebut terdapat nama-nama yang berbeda. Tiga aliran pemikiran manajemen yang ada yaitu aliran manajemen klasik, aliran hubungan manusiawi, dan aliran manajemen modern.
Tokoh-Tokoh Manajemen Aliran Manajemen Klasik
Munculnya revolusi industri yang terjadi di Inggris pada abad ke-18 memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kalangan usahawan, industri, maupun masyarakat. Untuk mengatasi permasalahan manajemen dari berbagai kalangan tersebut maka hadirlah pemikir-pemikir ulung yang mencetuskan ilmu manajemen.
Robert Owen (1771-1858)
Menurut Owen, investasi terpenting bagi seorang manajer adalah sumber daya manusia. Itu sebabnya Owen menentang anggapan bahwa para pekerja adalah instrumen yang tidak berdaya seperti yang terjadi pada awal-awal tahun Revolusi Industri di Inggris.
Beberapa usahanya untuk meningkatkan kondisi kerja antara lain menaikkan usia umum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja karyawan serta menciptakan lingkungan hidup dan tempat kerja yang menyenangkan bagi pekerja. Selain itu tokoh manajemen dengan sebutan Bapak Personal Manajemen Modern ini merancang prosedur untuk meningkatkan produktivitas, misalnya prosedur penilaian kerja dan persaingan secara terbuka.
Charles Babbage (1792-1871)
Pada 1832, Babbage menulis sebuah buku yang berjudul On the Economy Of Machinery and Manufactures. Penyusun kalkulator mekanis ini merupakan orang yang pertama kali mengusulkan sistem pembagian kerja berdasarkan bidang khusus pekerjaan yang selaras dengan keterampilan tertentu.
Tidak berbeda jauh dengan Owen, beliau sangat memperhatikan faktor manusia. Menurutnya dalam memanajemen perusahaan sebaiknya terdapat sistem pembagian keuntungan antara pekerja dan pemilik perusahaan. Sehingga yang mendapatkan keuntungan perusahaan bukan hanya pemilik perusahaan tetapi para pekerja juga berhak memperolehnya. Hal ini dikarenakan para pekerja juga turut andil dalam peningkatan produktivitas.
Frederick Winslow Taylor (1856 -1915)
Sebagai tokoh manajemen yang terkenal dengan manajemen ilmiah dalam upaya meningkatkan efisiensi kerja dan gerakan efisiensi kerjanya, Taylor memiliki 4 prinsip, yaitu:
- Pengembangan manajemen secara benar dan ilmiah.
- Pekerja diseleksi secara ilmiah dengan menempatkan pekerja yang cocok untuk pekerjaan tertentu.
- Adanya pendidikan dan pengembangan ilmiah dari para pekerja.
- Kerjasama yang baik antara manajer dengan pekerja.
Buku-buku Taylor yang terkenal di antaranya Shop management (1930), Principles Of Scientific Management (1911), dan Testimory Before Special House Comittee (1912). Selanjutnya, tahun 1947 ketiga buku tersebut digabungkan dalam satu buku dengan judul Scientific Management.
Henry L. Gantt (1861 -1919)
Pemikiran Henry L. Gantt yang terkenal adalah sistem bonus harian dan bonus ekstra untuk para mandor. Metode yang ia gunakan yang kemudian terkenal adalah metode grafis dalam menggambarkan rencana-rencana yang memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih baik.
Metode ini menekankan pentingnya waktu juga biaya dalam merencanakan dan mengendalikan pekerjaan yang selanjutnya melahirkan sistem “Charting” atau yang lebih dikenal dengan “Gantt Chart”. Teknik ini merupakan pelopor teknik-teknik modern seperti PERT (Program Evaluation and Review Technique).
Henry Fayol (1841 -1925)
Pengarang buku General and Industrial Management ini selain memperhatikan manajemen bagi suatu organisasi, juga memerhatikan perihal produktivitas pabrik dan pekerja. Fayol berkeyakinan bahwa keberhasilan para manajer bukan hanya ditentukan oleh kualitas pribadinya, melainkan adanya peranan metode manajemen yang tepat. Fayol membagi kegiatan dan operasi ke dalam 6 macam, yaitu:
- Teknis/Produksi, maksudnya berusaha memproduksi barang-barang produksi.
- Dagang yang dilakukan dengan mengadakan pembelian bahan mentah dan penjualan hasil produksi.
- Keuangan, berusaha mendapatkan dan menggunakan modal.
- Keamanan berupa melindungi pekerja dan barang-barang investasi perusahaan.
- Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan berbagai data statistic seperti biaya, keuntungan, hutang, dan sebagainya.
- Manajerial yang berfungsi untuk perencanaan, pengorganisasian, memerintah, pengkoordinasian, dan pengendalian.
Mary Parker Folett (1868-1933)
Mary beranggapan bahwa hubungan yang harmonis antara manajer dan karyawan dapat tercipta manakala memiliki kesamaan tujuan. Namun Mary menolak anggapan adanya sekat pembatas antara atasan dan bawahan. Menurut Mary kedudukan pemimpin di dalam suatu organisasi bukan hanya karena kekuasaan semata melainkan lebih diutamakan pada pengetahuan dan keahlian dalam memimpin.
Oliver Sheldon (1894 -1951)
Pada 1923, ia menulis tentang filsafat manajemen yang menekankan tentang pentingnya tanggung jawab sosial dalam dunia usaha. Manajemen harus memperlakukan pekerja secara adil dan jujur. Ada 3 prinsip Oliver, yaitu:
- Kebijakan, keadaan dan metode industri seharusnya sejalan dengan kesejahteraan masyarakat.
- Manajemen seharusnya mampu menafsirkan sanksi moral tertinggi masyarakat sebagai keseluruhan yang memiliki maksud praktis terhadap keadilan dan nilai sosial yang diterima tanpa dugaan jelek oleh masyarakat.
- Manajemen dan sistem yang dibentuk bisa menginspirasi dan memulai membangun standar etika yang umum yang sesuai dengan konsep keadilan sosial.
ChesterL. Barnard (1886 -1961)
Barnard pernah menulis sebuah buku yang berjudul The Functions of Executive pada tahun 1983. Buku ini menyinggung mengenai manajer berdasarkan suatu pendekatan sistem sosial untuk memahami dan menganalisis fungsi-fungsi eksekutif. Tokoh yang menyukai bacaan-bacaan sosiologi dan filsafat ini berasumsi bahwa kelanggengan suatu perusahaan dapat dicapai dengan menyeimbangkan antara pencapaian tujuan dan kebutuhan individu.
Tokoh-Tokoh Manajemen Aliran Hubungan Manusiawi
Aliran hubungan manusiawi menganggap aliran klasik kurang lengkap karena masih kurang mampu mewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dengan terciptanya keharmonisan di tempat kerja. Oleh karena itu, dibutuhkan ilmu sosiologi dan psikologi dalam membantu manajer menghadapi manusia. Berikut ini akan sedikit dijelaskan tokoh-tokoh manajemen pelopor aliran perilaku.
Hugo Munsterbeg (1863-1916)
Di dalam bukunya yang berjudul Psychology and Industrial Efficiency, Bapak Psikologi Industri ini menuturkan tiga resep untuk meningkatkan produktivitas, yaitu:
- "The Right man in the right place," yaitu menaruh pekerja yang tepat pada tempat yang tepat supaya berkontribusi maksimal.
- Menciptakan tata kerja terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis untuk memaksimalkan produktivitas.
- Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling tepat dalam mendorong pekerja.
Elton Mayo (1880-1949)
Menurut Mayo, dibutuhkan adanya peran faktor-faktor sosial dan psikologis dalam memberi motivasi kerja kepada karyawan. Hasil percobaannya menyimpulkan bahwa produktivitas karyawan bukan satu-satunya ditentukan oleh banyaknya uang atau gaji, melainkan sikap karyawan terhadap manajer yang memprioritaskan kesejahteraan karyawan yang dikenal dengan sebutan “Hawthorne effect”.
Selain itu konsep “Social man”, yaitu kebutuhan karyawan untuk mendapatkan motivasi dan respon positif dari lingkungan sosialnya memiliki pengaruh besar terhadap produktivitas.
Tokoh-Tokoh Manajemen Aliran Manajemen Modern
Masa ini berlangsung di abad ke-20 yang ditandai dengan munculnya konsep manajemen kualitas total (Total Quality Management – TQM) yang diperkenalkan oleh beberapa tokoh manajemen berikut ini.
W. Edwards Deming (1900–1993)
Bapak Kontrol Kualitas ini berpendapat bahwa problema dalam kualitas bukan sepenuhnya bersumber dari kesalahan pekerja, namun kesalahan pada sistem. Demin mengatakan betapa pentingnya meningkatkan kualitas dengan merumuskan teori lima langkah reaksi berantai. Beliau berasumsi bahwa kualitas dapat ditingkatkan dengan cara:
- Mengurangi kesalahan produksi supaya biaya perbaikan menurun, penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material.
- Meningkatkan produksi.
- Meningkatkan pangsa pasar dengan cara meningkatkan kualitas dan harga.
- Meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba sehingga dapat bertahan dalam bisnis.
- Meningkatkan jumlah pekerjaan.
Joseph Juran (lahir 1904)
Menurut Juran yang merujuk pada prinsip peto, beliau mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Pada suatu area yang sedang mengalami kontrol kualitas yang tidak begitu baik, sebagai solusinya Juran mengambil langkah untuk menganalisis, membuat solusi kemudian mengimplementasikannya.
Dari beberapa pemikiran tokoh-tokoh manajemen yang telah disebutkan di atas terdapat beberapa kesamaan, yakni mengenai memanajemen kesejahteraan sumber daya manusia dan juga sistem. Sempat juga beberapa kali disinggung bahwa tidak ada kesenjangan antara manajer dengan pekerja. Keduanya saling mendukung satu sama lain dalam mencapai satu tujuan.